(travel.detik.com)-BANYUWANGI; Banyuwangi tak hanya Kawah Ijen saja. Kita bisa mengintip kehidupan liar ke Taman Nasional Alas Purwo, tanah tertua di Pulau Jawa nan eksotis. Lokasinya tak kalah cantik.. Menyusuri kawasan ini tak ubahnya menjelajahi alam liar, yang konon tanah tertua di Pulau Jawa.
Tempat wisata alam Alas (hutan) Purwo di ujung tenggara Pulau Jawa, di Kecamatan Tegaldlimo dan Kec-Purwoharjo, Banyuwangi. TN yang luasnya 44.037 ha ini memiliki banyak keindahannya. Maklum kawasan yang telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional ini rumah bagi ratusan jenis flora dan fauna.
Dikatakan Muhamad Wahyudi Kasubag TU Balai TN Alas Purwo jumlah wisatawan yang berkunjung ke TN Alas Purwo mengalami kenaikan. Tercatat pada 2016 : 134.130 orang, 137.430 (2017), dan melonjak jadi 211.049 pada 2018.
“Lonjakan ini seiring perkembangan sektor pariwisata, apalagi kini ada penerbangan dari Jakarta dan Surabaya serta direct flight dari Kuala Lumpur. Ditunjang perbaikan akses serta penambahan sarana dan prasarana yang menambah kenyamanan pengunjung, termasuk akses jalan utama di kawasan ini hingga Pantai Pancur,” katanya ke detikTravel (12/2/2019).
Menuju ke sana, wisatawan dapat melalui Kota Banyuwangi berlanjut menuju Kalipait dengan jarak tempuh sekitar 1 jam lebih. Tarif masuknya Rp 7.500 per orang.
Memasuki pintu gerbang Rowobendo, pengunjung akan disambut rerimbunan pohon mahoni di sepanjang jalan utama. Menyusurinya juga menyenangkan, karena kini jalannya sudah beraspal mulus
Tak jauh dari pintu gerbang, wisatawan melihat candi Hindu : Situs Kawitan, (bahasa Jawi Kawi) artinya tua. Ini dikaitkan Alas Purwo yang dipercaya tanah pertama kali ada saat penciptaan tanah Jawa.
Perjalanan berlanjut ke Sadengan, sebuah padang savana yang luas! Di savana bisa melihat burung merak, rusa, dan banteng Jawa. Di sana disediakan menara pantau bagi wisatawan. Jika mau melihat burung merak, harus datang pagi-pagi sekitar pukul 06.00 WIB. TN Alas Purwo sendiri dihuni 700 flora, 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil.
TN Alas Purwo diberkahi deretan pantai eksotis. Maklum, Alas Purwo berbatasan dengan Samudera Indonesia. Beberapa pantainya yakni Pantai Parang Ireng, Pantai Ngagelan, Pantai Pancur dan Pantai Plengkung.
Di Ngagelan, pantai tempat berlabuhnya penyu bertelur juga ditemui tempat penangkaran tukik (anak penyu) empat jenis penyu. Lalu ada Pantai Pancur, dimana fasilitas di pantai ini lebih lengkap seperti ada musala, tempat parkir dan warung makan.
Terakhir, Pantai Plengkung atau yang dikenal dengan Pantai G-Land adalah tempat surfing para peselancar profesional. Pantai ini punya ombak setinggi 6 meter dan merupakan salah satu tempat surfing terbaik di dunia! Di Alas Purwo juga terdapat Gua Istana, yang konon memiliki kegelapan abadi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sangat mengapresiasi pemerintah pusat yang telah melengkapi infrastruktur di kawasan tersebut. Pemkab, lanjut Anas, telah merancang event sporttourism yakni Alas Purwo Geopark Green Run pada 17 November 2019 mendatang.
“Event yang masuk agenda Banyuwangi Festival ini untuk mengenalkan Alas Purwo lebih luas. Sudah terbukti bahwa event cara efektif mempromosikan suatu lokasi, yang dampaknya memicu kunjungan wisatawan. Akan menjadi pengalaman baru yang menantang, berlari di tengah rerimbunan hutan yang penuh oksigen,” kata Anas.
TN Alas Purwo kini disiapkan untuk diajukan menjadi bagian dari Global Geopark Network UNESCO, badan PBB yang menangani pendidikan, keilmuan, kebudayaan.
“Dengan menjadi bagian geopark dunia, kami berharap konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan bisa terus terjaga sekaligus menyejahterakan masyarakat,” harap Anas. (sym/fay; Ardian Fanani; Bahan dari : https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4425257/taman-nasional-alas-purwo-eksotis-banget-ya)-FatchurR *