P2Tel

12 Pintu Gerbang Benteng Keraton Buton-Sarat Tubuh Manusia

(publiksatu.com)- BENTENG Keraton Buton terkenal dan menyimpan misteri. Benteng ini diakui Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai benteng terluas di dunia . Namun tahukah anda, ada 12 pintu gerbang yang terdapat di benteng buatan pribumi ini dikaitkan anatomi tubuh manusia?

TIDAK Sulit menemukan lokasi Benteng Keraton Buton. Dari namanya, benteng ini mencirikan keberadaannya di Kepulauan Buton. Bila dikerdilkan lagi, benteng ini di Kota Baubau, Provinsi Sultra.

Bagi wisatawan regional, nasional bahkan asing yang ingin berkunjung, tak perlu kuatir tersesat. Pasalnya, lokasi benteng mudah ditemukan. Intip di google maps, maka akan ditunjukan arahnya. Jika tak ingin repot, bisa pesan ojek atau taxi. Benteng Keraton Buton dibangun abad ke 16 lalu. Benteng ini  luasnya 22,8 hektar. Kelilingnya mencapai 2.740 meter.

Pembangunan benteng, tak lepas dari mistis. Sempat berkembang di masyarakat susunan batu benteng menggunakan putih telur sebagai perekat. Pembuatannya detil. Yang menarik struktur benteng, ada 12 pintu gerbang. Bagi masyarakat, pintu gerbang ini dikenal dengan Lawa atau Lawana. Angka 12 bukan sembarang. Tapi angka 12 berkaitan struktur tubuh manusia.

Menurut Kadisparkot Baubau, Ali Arham, angka 12 itu jumlah lubang yang ada di tubuh manusia. Jika dirunut satu persatu, mulai dari lubang mulut terdapat satu lubang, lubang hidung dua, lubang telinga dua, lubang mata dua, lubang payudara dua, lubang anus satu, lubang kemaluan satu dan lubang pusar satu. Jika dijumlahkan, mencapai angka 12.

“Kalau kita kaitkan simbol2 tubuh manusia, lubang tubuh manusia itu 12,” terang Ali Arham kepada publiksatu.com. Setiap pintu gerbang atau Lawana punya nama beda2. Mulai dari Lawana Lanto, Lawana Labunta, Lawana Kampebuni, Lawana Waborobo, Lawana Dete, Lawana Kalau, Lawana Bariya, Lawana Burukene, Lawana Melai, Lawana Lantongau, Lawana Gundu2, Lawana Rakia.

Nama yang disebutkan itu tidak sembarang diberikan. Menurutnya, nama2 itu diambil berdasar nama daerah yang mengerjakan Lawana saat itu. “Nama2 itu berdasar kelompok yang mengerjakan itu. Misalnya Lawana Gundu-gundu, berarti (yang mengerjakan) dari masyarakat Gundu-gundu. Lantongau berarti dari masyarakat Lantongau”.

Mengenai Struktur/bentuk, tiap Lawa juga berbeda. Misal tinggi Lawa. Ada yang ukurannya 1 meter lebih. Ada juga diperkirakan dua meteran. Lebarnya juga berbeda pula. Menariknya, disetiap sisi kiri atau kanan Lawa, terdapat bastion yang berfungsi sebagai benteng pertahanan dan penyimpanan senjata. Dalam bastion ini, bisa ditemukan situs meriam peninggalan zaman dulu yang masih utuh.

Ada yang ukuran kecil ada juga yang besar. Mengangkatnya sulit. Butuh tenaga belasan/puluhan orang. Untuk menjangkau semua Lawa, butuh setengah jam (jika berswafoto dan menggunakan kendaraan roda-2 atau 4). Pasalnya jarak antara Lawa berjauhan. (Laporan: Rudiyanto/Publiksatu.com Bahan dari : https://publiksatu.com/mengenal-12-pintu-gerbang-benteng-keraton-buton-yang-sarat-dengan-tubuh-manusia-38700)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version