P2Tel

Alasan Jepang menggaungkan Society 5.0

(techno.okezone.com)-JAKARTA; Fenomena Industri 4.0 makin mengemuka sejak Presiden menggambarkan revolusi industri 4.0 terdiri dari kombinasi komputasi awan atau cloud computing dengan mobile internet.

Seperti diketahui, pemerintah meluncurkan Roadmap Implementasi Industri 4.0 yang dibuat Kemenperin bernama Making Indonesia 4.0. Program ini antisipasi kecepatan perubahan industri saat ini. Revolusi Industri 4.0 identik generasi industri baru robotik seperti pesawat drone, autonomous vehicle atau kendaraan otonom yang bisa mengendarai sendiri tanpa dikendarai manusia.

Perkembangan teknologi yang pesat mendorong munculnya Industri 4.0. Saat dunia menyoroti fenomena industri 4.0, Jepang tampak sebagai negara yang berpikir bagaimana bergerak lebih di depan dengan mengusung Society 5.0.

Dilansir Bluenotes, (8/3/19), menurut laporan 2018 oleh badan bisnis terkemuka Jepang, Federasi Bisnis Jepang (Keidanren), Society 5.0 akan bergantung pada AI, robotika, internet of things (IoT) dan big data untuk memberi keunggulan teknologi yang dibutuhkan Jepang mengatasi masalah penuaan saat ini.

Society 5.0 juga berusaha memimpin dunia dalam transformasi ke era berikutnya. Tapi, ini bukan hanya teknologi saja. Society 5.0 memiliki konsekuensi yang menjangkau ke digitalisasi masyarakati.

Ini termasuk mencapai konsensus sosial masalah etika, mengubah pola pikir mengenai hubungan antara manusia dan mesin, merevolusi dan mendigitalkan seluruh industri perawatan kesehatan.

Munculnya Society 5.0 yang digaungkan Jepang dinilai tidak terlepas dari kondisi populasi di Negeri Sakura. Jumlah anak muda Jepang yang menyusut memasuki dunia kerja sudah menemukan prospek untuk harus mendukung seluruh generasi pensiunan tua.

Salah satu peneliti terkemuka Jepang tentang tren populasi adalah Profesor Ryuichi Kaneko, profesor tamu di Universitas Meiji dan mantan Wadirjen Institut Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional.

Hasil Penelitiannya berdasar tren saat ini, populasi Jepang cenderung menyusut dari 127 juta pada 2015 menjadi 88 juta pada 2065 dan 59,7 juta pada pergantian abad berikutnya pada 2100.

Saat masyarakat menuju pergantian abad ini, banyak negara lain menghadapi tantangan tenaga kerja yang makin berkurang dan populasi yang bertambah dengan cepat.  (ahl; hmad Luthfi; Bahan dari : https://techno.okezone.com/read/2019/03/08/207/2027603/ini-alasan-mengapa-jepang-menggaungkan-society-5-0)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version