(beritasatu.com)-JAKARTA; Hingga Senin (4/3/2019), penyakit rabies atau penyakit anjing gila telah menewaskan 17 orang di delapan provinsi. Jumlah kasus orang yang mengalami gigitan hewan penular rabies mencapai 6.760 orang.
Rabies penyakit mengerikan, karena ketika terjadi gejala klinis pada manusia dan hewan kemungkinan berujung kematian. Lalu bagaimana mengatasi jika digigit anjing rabies? Sebelum sampai ke cara mengatasi gigitan hewan penular rabies (HPR), masyarakat perlu tahu/mengenal tanda2 hewan pembawa rabies itu.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemkes, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan, pembawa rabies itu : Anjing, Kera dan kucing. Tanda rabies pada hewan bervariasi, seperti perubahan tingkah laku. Perubahan itu ditunjukkan hewan terjangkit dengan cari tempat dingin dan menyendiri, agresif atau menggigit benda2 bergerak termasuk menggigit pemiliknya.
Perilaku hewan itu ditandai dengan makan benda2 yang bukan makanannya, hiperseksual, mengeluarkan air liur berlebihan, kejang2, paralisis atau lumpuh. Setelah itu hewan itu mati dalam 14 hari, umumnya mati pada 2-5 hari setelah tanda2 terlihat. Tak hanya gigitan, penularan virus rabies bisa dengan jilatan atau cakaran. Lalu apa yang harus dilakukan ketika digigit hewan2 itu?
Ada tata laksana baku penanganan rabies. Intinya, penanganan pada kasus gigitan hewan penular rabies bertujuan mencegah rabies pada manusia. Pertama lakukan mencuci luka gigitan dengan sabun 15 menit. Ini penting dan harus segera dilakukan setelah terjadi pajanan (jilatan, cakaran atau gigitan) oleh HPR untuk membunuh virus rabies di sekitar luka gigitan.
“Setelah itu, korban diberi antiseptik setelah dicuci lukanya untuk membunuh virus rabies yang tersisa di sekitar luka gigitan. Antiseptik yang dapat diberikan di antaranya povidon iodine, alkohol 70%, dan zat antiseptik lain” kata Nadia tertulis, Selasa (5/3/2019).
Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) yang bisa didapat di RS. Tujuan pemberian VAR dan SAR untuk membangkitkan sistem imunitas tubuh terhadap virus rabies dan diharapkan antibodi yang terbentuk akan menetralisasi virus rabies.
VAR diberikan pada hari ke-0; 2 dosis pada lengan kanan dan kiri. Di hari ke-7 diberikan 1 dosis pada lengan kanan atau kiri, dan hari ke-21; 1 dosis di titik yang sama. SAR diberikan bersamaan pemberian VAR pada hari ke-0 secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, lalu sisanya disuntikkan. Bila virus telah mencapai susunan saraf pusat, pemberian vaksin anti rabies tidak akan memberikan manfaat lagi.
Masyarakat juga harus tahu 2kondisi luka akibat rabies. Pertama, luka risiko tinggi seperti jilatan atau luka pada mukosa, luka di atas daerah bahu (leher, muka dan kepala), luka pada jari tangan dan jari kaki, luka di area genitalia, luka yang lebar/dalam atau luka multiple (multiple wound). Untuk kategori luka ini perlu diberikan VAR dan SAR.
Kedua, luka berisiko rendah : Jilatan ke kulit terbuka, cakaran atau gigitan kecil yang menimbulkan luka lecet di area badan, tangan dan kaki yang tidak banyak persyaratan. Kategori ini hanya diberi VAR. (Dina Manafe/HA; Bahan dari : Suara Pembaruan dan https://www.beritasatu.com/kesehatan/541369/begini-cara-atasi-gigitan-anjing-rabies)-FatchurR *