(finance.detik.com)-JAKARTA; Keripik salah satu favorit cemilan orang Indonesia. Bahkan, tiap daerah punya keripik khasnya masing2. Maklum, pasarnya luas dan tak terbatas. Itu membuat Arief Joko ikut terjun ke dunia usaha keripik. Kreatifitas, pemuda Magelang, ini melahirkan keripik pepaya Gandoel Mercon.
Bisnis
ini beromzet belasan juta tiap bulannya. Arief awal mulanya dari Inspirasi
membuat Gandoel Mercon tak datang jika Arief tidak pulang ke Magelang 3 tahun
lalu. Pada 2016, Arief harus meninggalkan pekerjaannya di Tangerang pulang
kampung demi mengurus orang tuanya yang sakit. Padahal, Arief belum lama dapat
pekerjaan strategis di kawasan Tangerang, Banten.
“Sebelum 2 tahun saya dapat kabar orang tua saya sakit dan diharuskan pulang
kampung karena orang tua tak ada yang menjaga. Berat tapi mau apaa lagi,”
cerita Arief ke detikFinance (2/3/19). Sambil menjaga orang tuanya, Arief coba
melamar pekerjaan di sana. Trnyata mencari kerja di kampung lebih sulit
ketimbang saat merantau. Ratusan kali ia melamar, tak satupun yang menerima,
padahal ia sarjana.
Orangtua Arief punya kebun pepaya luas. Daripada melamar tak karuan tanpa
hasil, dia bereksperimen dengan hasil kebun pepaya milik orang tua. “Kurang
lebih tiga bulan saya berpikir dan bereksperimen untuk jadi apa nih pepaya,
sampai akhirnya tercipta lah olahan keripik dari pepaya. Pertama saya membuat
keripik hanya rasa pedas mercon,” ujar Arief.
Modal
Arief saat memulai tak besar, Rp 1,5 juta. Saat itu, Arief menawarkan produk
jualannya ke lingkungan terdekat. Mulai keluarga hingga tetangga. Ternyata
produknya direspons positif. “Walau
keripik pepaya masih asing, bahkan belum pernah ada. Berawal dari situ
saya coba memasarkannya”.
Arief senang karena produknya disukai orang2. Padahal saat itu seminggu hanya
bisa jual dua bungkus saja ke lingkungannya. Baru dari situ, ia mulai gencar
memasarkannya lewat media sosial. Perlahan, produk milik Arief digandrungi
banyak orang. Dia optimis dan mencoba peruntungan untuk ikut ajang kompetisi
usaha. Hingga dia masuk 20 besar dari 7.500 peserta yang ikut.
Walau
belum lama menjalani bisnis keripik pepaya ini, tapi skini Arief bisa
mengantongi omzet rata2 15 juta setiap
bulannya hanya dari kemitraan, belum yang lain. Penjualannya kini menembus
pasar ekspor hingga ke Singapura dan Jepang.
“Penjualan terbanyak di Magelang, Yogya, Semarang, Jabodetabek, Serang,
Bali Sumatera, Kalimantan, dan untuk ekspor sudah ke Singapura dan Jepang. Omzet
belum pasti mas karena saya online shop, hanya saya buka kemitraan dari
reseller, agen dan distributor, rata2 per bulan Rp 10-15 juta” .
Tapi, semua capaiannya ini tak mudah. Arief banyak keluh kesah saat menjalani
bisnis ini. “Kesulitan awal mendirikan usaha ini terbatasnya modal karena
saya membangun usaha individu. Di saat saya dapat orderan banyak, kendala saya
dana dan peralatan yang manual semua, jadi untuk memenuhi orderan butuh waktu
lama,” kata Arief.
“Untuk area Magelang saya melayani COD, dari beli 1 biji, 2 biji sampai 10
biji. Pernah waktu itu konsumen beli 4 biji dan jarak dari rumah saya ke
konsumen lebih dr 40 km,” cerita Arief.
Untungnya, dia sabar dan tekun menjalani rintangan hingga mencapai posisi saat
ini. Selain keluh kesah, cerita bahagia kerap dijumpai Arief dalam menjalani
bisnis. Salah satunya saat Presiden mendatangi booth-nya di ajang
kompetisi usaha pada 2018. Saat itu, Arief cerita kalau Presiden tertarik
produk miliknya. Beliau menilai produk nya unik karena dibuat dari bahan baku
pepaya.
“‘Belum pernah nemu’, ujar Presiden” katanya. Bila Anda tertarik
untuk memesan dan mencoba keripik pepaya milik Arief, maka Anda bisa langsung
memesannya melalui Instagram @gandoelmercon dan beberapa situs e-commerce yang
ada. (fdl/ara; Fadhly Fauzi ranchman; Bahan dari : https://finance.detik.com/solusiukm/d-4450578/jualan-keripik-pepaya-pria-ini-raup-rp-15-juta-tiap-bulan)-FatchurR
*