P2Tel

Kedermawanan Ibn Al-Mubarak

(m.republika.co.id)-JAKARTA; Bagi generasi salaf, keteladanan yang dicontohkan Rasul SAW selalu membekas dan dipraktikkan di kehidupan se-hari2. Termasuk ajaran gemar menyedekahkan sebagian harta bagi dhuafa. Hal ini pula mendasari kedermawanan tokoh tabiin terkemuka, yakni Ibn al-Mubarak.

 

Konon, seusai pulang pergi dari Tharasus dan biasanya di tengah perjalanan bila hari jelang malam, ia  singgah beristirahat di penginapan. Di penginapan itu, ada pelayan muda yang biasa mengurus kebutuhannya.

 

Pemuda itu menarik perhatian Ibn al-Mubarak. Ini lantaran pemuda itu sosok yang rajin dan haus ilmu. Ia tak segan2 belajar dan menimba ilmu kepada Ibn al-Mubarak. Pekerjaan sebagai pelayan tidak menghalanginya terus dan terus mempelajari hadis.

 

Hingga suatu hari, Ibn al-Mubarak singgah lagi ke penginapan itu, tapi tak mendapati pemuda itu. Dia  tergesa-gesa pergi, sehingga tidak sempat menanyakan hal itu. Setelah pulang dan kembali ke penginapan, ia  tanyakan perihal pemuda itu. Orang2 memberitahukan bahwa pemuda itu kini tengah ditahan karena terlilit utang yang belum dibayar.

 

Demi mendengar penjelasan itu, beliau bertanya, “Berapa utangnya, sampai ia tak mampu bayar?”

“Sepuluh ribu dirham,” jawab mereka.

 

Beliu menyelidiki dan mencari si pemilik utang itu. Setelah tahu orangnya, beliau menyuruh seseorang memanggil orang itu malam harinya. Setelah orang itu tiba, Ibnu al-Mubarak menghitung dan membayar seluruh utang pemuda itu.

 

Namun, ia berpesan, agar pemilik utang tidak menceritakannya kepada siapa pun selama beliau hidup. Dan orang itu setuju. Ibn al-Mubarak berkata, “Bila pagi tiba, keluarkan pemuda itu dari tahanan.”

 

Pagi harinya, Abdullah bin al-Mubarak pergi sebelum pemuda itu dibebaskan. Pemuda itu kembali ke penginapan. Orang2 yang melihatnya berkata, “Kemarin Abdullah bin al-Mubarak ke sini dan Tanya dirimu, kini dia pergi lagi.” Kini yakinlah pemuda itu Abdullah bin al-Mubarak yang membebaskannya.

 

Ia menyelusuri jejak Abdullah dan berhasil menjumpai beliau kira2   2-3 marhalah (satu marhalah itu 12 Mil) jauhnya dari penginapan. Setelah Abdullah bin Mubarak melihat pemuda itu, beliau berkata, “Ke mana saja kau anak muda? Mengapa aku tak pernah melihatmu lagi di penginapan?”

 

Jawab Pemuda itu “Benar Abu Abdurrahman (Ibn al-Mubarak), saya baru ditahan karena terlilit utang.” “Lalu bagaimana kau dibebaskan?” tanya Ibn al-Mubarak. ”Seseorang membayar hutangku, hingga aku bebas. Namun, aku tidak tahu, siapa orang yang telah menolongku”.

 

Dia harap Ibn al-Mubarak mengakui dugaannya. Bahwa Ibn al-Mubarak membebaskannya. Sayangnya, Ibn al-Mubarak justru berkata, “Wahai Pemuda, bersyukurlah engkau kepada Allah SWT yang memberi taufik-Nya kepadamu, sehingga bisa terlepas dari utang.”

 

Pemudaitu kembali ke tempatnya bekerja. Tentu tanpa bawa jawaban dari rahasia pembebasan dirinya. Sedangkan pemberi utang, tidak pernah mengatakan kepada siapa pun tentang jasa Ibn al-Mubarak yang bayar utang pemuda pelayan penginapan, sampai Ibn al-Mubarak wafat. (Red: nashih nashrullah; Agung Sasongko; Bahan : https://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/podil7313/kedermawanan-ibn-almubarak)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version