(bbc.com/indonesia)-SELAMA BEBERAPA hari terakhir, Jalan Gubernur Suryo di Surabaya terlihat seperti jalanan di Tokyo saat musim mekar bunga sakura. Ini beda dengan di Tokyo, bunga yang bermekaran di Surabaya itu tabebuya.
Sekilas tabebuya seperti sakura. Namun, bunga asal Brasil ini warnanya lebih bervariasi. Selain di sepanjang Jalan Gubernur Suryo, pohon tabebuya dapat ditemukan di Taman Apsari. Sedemikian indahnya, banyak warga mendatangi tempat itu dan berswafoto di sana. “Buat di-upload di Instagram,” ujar warga Surabaya, Riska Ayu Dian.
Taman Apsari ini satu dari sedikitnya 100 taman di Surabaya yang kini bisa didatangi warga. Taman2 itu dibangun sejak Tri Rismaharini menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya — dan semakin progresif semenjak perempuan itu jadi walikota Surabaya.
Hendri Setianto, Kabid Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, memaparkan ada 2.500an pohon tabebuya ditanam di sejumlah taman dan tepi jalan protokol di Surabaya sejak 10 tahun lalu. “Kini nyaman, indah” papar Hendri.
Selain membuat indah kota, taman membantu mengurangi polusi di kota terbesar ke-2 di Indonesia itu. Tak hanya itu, pembangunan taman2 di ‘Kota Pahlawan’ itu berdampak terhadap psikologis warga.
“Ada penelitian di Inggris yang menunjukkan pertamanan itu banyak mengurangi stres orang. Mungkin ini salah satu sebab, saya belum pernah dilakukan penelitian, tetapi disini sudah lama tak ada tawuran,” kata pakar tata kota, Johan Silas, ke wartawan BBC News Indonesia, Mehulika Sitepu. Pembangunan taman juga berdampak terhadap perekonomian Surabaya.
“Untuk kebersihan kota, merawat pertamanan, saluran dll, perlu paling sedikit 15.000 orang. Dan mereka semua dibayar dengan UMR,” ungkap Johan. Lapangan kerja yang diciptakan lewat taman ini lapangan kerja peralihan, artinya pekerja dapat membersihkan kota atau merawat tanaman sambil mencari pekerjaan lain.
Lantas apa pendapat warga Surabaya yang kerap disebut ‘arek-arek Suroboyo’? “Kalau yang dulu jauh dari kata bagus. Kini jauh lebih bagus, lebih indah dan tertata,” jawab Riska Ayu Dian, sembari menambahkan taman di Surabaya juga berdampak baik “untuk kesehatan, pernafasan, buat olahraga.” Sedang Ratno Wiyantono berkomentar, “Pikiran jadi dingin, segar.”
Pemeliharaan taman dan penanaman bunga selama 2018, Pemkot Surabaya menganggarkan Rp50 miliar, dana yang menurut Johan Silas, jauh lebih kecil dari dana kota besar lainnya. Johan juga menambahkan Surabaya adalah satu2nya kota besar yang sepertiga dari luasannya adalah ruang terbuka hijau. (Bahan dari : https://www.bbc.com/indonesia/majalah-46411154)-FatchurR *