(bbc.com/indonesia)-TRADISI Muda Tuan Ma mengawali Kamis Putih sebelum prosesi Jumat Agung di Larantuka, Flores Timur, tempat prosesi paskah Semana Santa yang sudah berjalan 500 tahun. Selain menggeliatkan ekonomi dan wisata.
Tradisi ini wujud toleransi antar umat di Flores Timur dengan terlibatnya pemuda masjid mengamankan prosesi. Dewi Sumarnitia terharu usai bertemu kembali dengan Tuan Ma, patung Bunda Maria yang setahun penuh ditaruh di Kapela Tuan Ma di Larantuka, Flores Timur, NTT.
“Tiap tahun saya ke sini karena merasa menyatu sama Bunda Tuan Ma, yang 1 tahun 1x keluar,” ujar Dewi di Kapela Tuan Ma, (18/07). Peziarah bisa bertemu Tuan Ma setahun 1x saat Kamis Putih pada Paskah menjelang Jumat Agung.Momen ini digunakan peziarah untuk menyampaikan permohonan, atau ujud, agar dikabulkan. Misal, Endang Dewiju yang baru pertama berziarah Semana Santa.
“Karena pertama kali, saya merinding pada wujud nyata Bunda Maria itu dan tanpa terasa air mata saya mengalir karena saya menyampaikan doa2 untuk kesehatan dan tugas2 suami,” tutur Endang.
Dibukanya pintu Kapela Tuan Ma oleh keturunan Raja Larantuka, Don Andreas Martinus DVG pada Kamis Putih (18/04), tanda dimulainya prosesi Muda Tuan Ma, yaitu Buka Pintu Kapela Tuan Ma. Peti tempat patung yang setahun tertutup rapat kini dibuka. Patung itu, disebut patung Bunda Maria itu, dimandikan dan dilengkapi busana perkabungan warna biru tua.
Di Kapela Tuan Ana, juga dilakukan pemandian patung Yesus, serupa Tuan Ma, disimpan selama setahun penuh. Kedua patung itu menjadi tokoh sentral dalam tradisi paskah Semana Santa di Larantuka.
Pendapatan berlipat selama Semanaa Santa
Tradisi Muda Tuan Ma mengawali Kamis Putih, jelang Jumat Agung dalam tradisi Semana Santa.
Tap tahun, ribuan umat Katolik dari penjuru tanah air, juga negara lain, membanjiri Larantuka. Ketika umat Katolik menjalani masa perkabungan, warga muslim Larantuka mendulang untung dari menjajakan makanan dan minuman bagi peziarah.
Siti Hapsa diantaranya. Dia jualan makanan tak jauh dari jalur utama prosesi Jumat Agung. Dia tiap kali Paskah, pendapatannya 2x lipat dari biasanya. “Kalau Paskah, bisa sampai Rp1 juta, itu sehari. Se-hari2 bisa dapat Rp800.000 pemasukan, tergantung rezekinya” ujar Hapsa. Perempuan(28) ini sudah lima tahun pindah dari Adonara, pulau yang terletak di seberang Larantuka.
Lapangan kerja di Larantuka lebih baik ketimbang daerah asalnya. Kadispar Flores Timur, Apolonia Corebima mengungkapkan tradisi paskah warisan Portugis berlangsung ber-abadini menggeliatkan wisata di kota Reinha Rosari. “Dampaknya ada ekonomi masyarakat, khususnya hotel, kuliner dan suvenir2 dari perajin dan penenun bergeliat, meski belum nampak,” kata dia.
Bukit Maria Fatima
Tahun ini, Pemda Flores Timur sudah membina : Hotel, restoran,UKM, untuk siap mendukung kebutuhan peziarah. Sejarahnya, Larantuka ada hubungan erat dengan Portugis yang doeloe berjasa dalam penyebaran Katolik. Kini, hubungan itu masih terjalin.
Pada 2012, Larantuka resmi sebagai kota kembar, atau sister city, dengan Ourem di Lisbon, Portugal.
Selain mengubah tata kota supaya serupa kembarannya di Portugal, pemda membangun Kapel Santa Maria Fatima di puncak bukit Sandominggo Larantuka, yang kini bernama Bukit Maria Fatima.
Bukit itu ditata sebagai salah salah satu pusat doa dan devosi kepada Bunda Maria, seperti kota Fatima di Portugal. Namun, dengan jumlah penginapan terbatas, permasalahan penginapan selalu dihadapi para peziarah setiap tahunnya. (Ayomi Amindoni, Oki Budhi di Larantuka Bahan dari : BBC News Indonesia dan https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47981744)-FatchurR * Bersambung………..