(m.suara.com)-MASJID Keramat di Kab-Hulu Sungai Tengah jadi saksi bisu kejayaan penyebaran Islam oleh Kerajaan Demak ke daerah2 di Kalimantan Selatan. Masjid itu dibangun abad ke-14. Masjid yang kini berdiri kokoh itu, sering menjadi tempat ziarah masyarakat dari daerah2.
Aidi warga disekitarnya mengatakan peziarah mengakui selain ingin tahu lebih dekat tentang masjid ini, juga ingin berdoa memenuhi hajatnya. Berdasar buku yang ditulis Meldy Muzada Elfa “Sejarah Masjid Keramat Pelajau Barabai”, Masjid Keramat peninggalan Kerajaan Demak tertua di Kalsel. Masjid di Desa Pelajau, Kec-Pandawan ini, berkubah sama persis dengan bangunan masjid2 Kerajaan Demak.
“Dari buku yang ditulis Meldy itu bahwa pembangunan dilakukan abad ke-14,” kata Aidi. Berdasarkan sejarahnya, masjid didirikan, setelah datang utusan Raden Fatah dari Kerajaan Islam Demak bersama-pangeran dari Kerajaan Banjar.
Utusan dari Pulau Jawa itu 7 orang ke Tanah Banjar menyusuri Sungai Negara (Hulu Sungai Selatan), kemudian ke Sungai Buluh dan Ilir Pemangkih (Hulu Sungai Tengah) sehingga sampai ke Sungai Palayarum di Desa Pelajau untuk melakukan perluasan kekuasaan Islam.
Sampai di Pelajau, para utusan membangun masjid bersamaan dengan program dari pengembangan ajaran Islam Kerajaan Demak Bintaro yang membangun 9 masjid. Masjid Pelajau dipercaya sebagai yang 5 dari 9 masjid yang dibangun Kerajaan Islam Demak.
Itu, sesuai jumlah Wali Songo. Bukti sejarahnya ada pada tiang bangunan dan ada tulisan pahat dari huruf Jawa di tiang menara dan tulisan tempat, nama hari, dan waktu pendirian masjid. Di tiang itu, ada lubang pahatan berbentuk panjang tempat penyimpanan catatan2 bertulis Allah, silsilah orang2 yang terlibat pembangunan masjid.
Ada gumpalan rambut R. Fatah, sebilah keris berkelok 9 dan tombak segi-3 ukiran 9 wali. Di kubah mimbar bermotif pohon hayat. Dalam metodologi Dayak disebut batang garing melambangkan kesatuan alam atas-bawah, konsep serba 2 seperti siang-malam, terang-gelap, jahat-baik, hidup dan kematian. Masjid Keramat Pelajau juga bukti dari perjuangan melawan penjajah Belanda, khususnya di Kalsel.
Saat ini, masjid itu mengalami renovasi namun tidak mengubah bentuk aslinya dan benda2 bersejarah, juga telah disimpan oleh pengurus masjid guna menghindari agar tidak hilang dan dicuri orang.
Setiap harinya, masjid ini dikunjungi umat untuk shalat dan memohon doa agar hajatnya terkabul. Mereka yakin masjid itu bersejarah dan rahasia pada penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan.
Letak masjid itu ± 3 Km dari Kota Barabai, Ibu Kota Kab-Hulu Sungai Tengan. Masjid Keramat ini juga dikelola masyarakat dengan swadaya di lahan 400 m2. (Pebriana Ariensyah; Bahan dari : Antara dan
https://m.suara.com/news/2019/05/10/160500/kisah-masjid-keramat-saksi-bisu-islam-masuk-ke-kalimantan-selatan)-FatchurR *