P2Tel

Pencuri Yang Ditangkap-Shalat di Dalam Tahanan

(makassar.tribunnews.com;  Oleh : Syamsul Al Bugisyi; Direktur Sekolah Islam Athirah); Seorang polisi  kaget melihat pencuri yang ditangkapnya shalat di tahanan. Dia tanya ke pencuri “Kapak kok shalat padahal pencuri?” Jawaban pencuri “Shalat itu ibadah mencuri itu pekerjaan”.

 

Ada yang aneh dari jawaban itu? Dia merasa wajar karena dia pisahkan antara ibadah dan pekerjaan. Pekerjaan boleh apa saja halal atau haram yang penting jangan lupa shalat. Urusan pekerjaan tidak ada hubungan dengan Allah. Jadi kerja dan ibadah itu terpisah. Cerita di atas mungkin kita anggap fiktif dan tidak mungkin terjadi. Anda salah. Ini banyak terjadi di kehidupan kita.

 

Seorang teman bercerita saat temannya mengurus ijin usaha ke sebuah instansi terjadi negosiasi pembayaran sogokan dengan seorang pejabatnya. Tiba2 terdengar adzan. Si pejabat berkata “kita shalat dulu, Pak. Setelah shalat kita lanjutkan”. Mereka ke masjid dan setelah selesai lanjut lagi negosiasinya. Si pengusaha ini bingung. Kok bisa orangnya rajin shalat tapi suka terima sogokan. Suka korupsi.

 

Pemahaman si pejabat mirip pencuri. Shalat itu ibadah, negosiasi sogokan itu pekerjaan. Seolah ruang dan waktu kehidupan kita tersekat. Saat di ruang rapat terbuka kita bahas rencana manipulasi dan tindakan yang tidak sesuai agama. Tidak masalah yang penting menguntungkan. Saat di masjid tiba2 kita berubah jadi khusyu dalam zikir dan shalat, membaca Al Qur’an, menyimak ceramah.

 

Apalagi di bulan Ramadhan. Orang melihat kita di masjid dan tak menyangka di ruang rapat kita bahas rencana yang tidak sesuai agama. Apa akar masalah dari perilaku seperti itu? Itu karena kita belum utuh ‘meletakkan’ Allah di kehidupan kita. Allah hanya ada di masjid, atau tempat shalat, tidak ada di kantor. Padahal Allah ada di mana saja ruang dan waktu kehidupan kita.

 

Di mana saja-kapan saja Allah Maha Menyaksikan. Itu karena kita memaknai ibadah hanya ibadah khusus shalat. Sehingga di luar itu bukan ibadah. Padahal tujuan Allah menciptakan manusia untuk beribadah. Jadi aktivitas2 kita shalat, kerja, makan, tidur dll harus bernilai ibadah. Ramadhan dengan ibadah puasa 13,5 jam melatih kita merasakan keberadaan Allah di luar waktu shalat.

 

Kita dalam keadaan beribadah puasa sambil melakukan pekerjaan sehari-hari. Harapannya terjadi penyatuan antara pekerjaan dan ibadah. Tumbuh rasa takut untuk berbuat salah di aktivitas pekerjaan karena sedang beribadah puasa.

(Artikel ini telah tayang di Tribun-timur.com dengan judul Polisi Kaget Melihat Pencuri yang Ditangkapnya Shalat di Dalam Tahanan, Editor: Jumadi Mappanganro; Bahan dari :  http://makassar.tribunnews.com/2019/05/07/polisi-kaget-melihat-pencuri-yang-ditangkapnya-shalat-di-dalam-tahanan)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version