P2Tel

Penyebab Demensia

(hellosehat.com)- Ketika itu saya menerima WA sebagai berikut : “Temans, mohon bantuan bila ada yg melihat ayah saya di sekitar KPAD gegerkalong, Bandung mohon utk menghubungi Kang Yg 081180xxxx (WA). Nama: PA(72). Mengidap Dementia. Belum pulang sejak kemarin sore. Terimakasih”.

 

Berita WA diatas saya terima pada tanggal 12/5/2019 dari berbagai grup WA yang saya ikuti. Maklum yang dicari tersebut mantan orang penting. Dan ternyata yang bersangkutan ditemukan oleh koleganya di Jl Holis di warung Bakso. Ada baiknya anda ketahui apa itu demensia, monggo.

 

DEMENSIA itu sekumpulan gejala yang ditandai penurunan kemampuan otak untuk berpikir, mengingat, dan berkomunikasi akibat kematian sel2 otak. Demensia belum diketahui pasti penyebabnya. Meski begitu, ada hal2 yang bisa meningkatkan risiko demensia di usia lanjut. Apa saja itu?

 

Faktor2 risiko penyebab demensia

1-Usia

Demensia umumnya terjadi pada Lansia.  Penyakit ini dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif otak sebagai efek samping penuaan alami. Semakin tua usia Anda, makin besar risiko demensia. Diperkirakan 1 dari 14 lansia usia( 6) hidup dengan demensia, dan pada 1 dari 6 orang usia 80 tahun ke atas.

 

Selain menyebabkan keriput di wajah dan uban di rambut kepala Lansia, juga melemahkan sistem kekebalan tubuh dan kemampuan memperbaiki sel2 rusak; termasuk sel2 saraf di otak. Lansia juga menyebabkan kerja jantung memompa darah segar tidak seoptimal dulu.

 

Otak yang tidak mendapat cukup darah segar lama2 mengalami penyusutan, yang emengaruhi fungsinya. Faktor2 ini diduga kuat memengaruhi risiko seseorang mengalami demensia di usia senja.

 

2-Penyakit yang dialami

Demensia bukan penyakit, tapi rangkaian gejala menandakan ada penyakit. Banyak penyakit penyebab demensia, seperti Alzheimer, Parkinson, hingga gangguan peredaran darah (stroke dan aterosklerosis) yang bisa disebabkan kolesterol tinggi.

 

Penumpukan plak kolesterol, mempersempit pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah ke otak. Ini merusak kemampuan sel otak untuk berfungsi dan akhirnya menyebabkan kematian sel2 otak.

 

Diabetes punya andil pada peningkatan risiko demensia, yang seringnya tidak disadari. Seperti kolesterol tinggi, diabetes tidak terkontrol lama2 merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah ke otak, juga dan saraf2 yang ada di otak.

 

3-Malas berolah raga

Jika Anda me-nunda2 mulai OR, sebaiknya segera bulatkan niat ber-OR. Tak di-sangka2, faktor risiko lainnya dari demensia, kurangnya aktivitas fisik se-hari2. Minim waktu ber-OR dapat meningkatkan risiko pada penyakit2 kronis yang memengaruhi fungsi otak. Misalnya, penyakit jantung, gangguan sirkulasi darah, kelebihan berat badan, hingga diabetes; semua ini faktor risiko dari demensia.

 

Selain itu, orang dewasa Lansia dan tidak ber-OR teratur lebih mungkin bermasalah dengan memori atau kemampuan berpikir. Karena itu, biasakan beraktivitas fisik minimal 30 menit/hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu (total 150 menit/minggu). Tidak perlu ber-OR berat. Anda bisa memulainya dengan jalan kaki keliling komplek, bersepeda, atau berenang.

 

Biasakan tidak terlalu lama duduk. Ketika kerja di kantor, luangkan untuk melakukan peregangan atau bangkit dari kursi untuk jalan-jalan sebentar (entah itu untuk ambil minum atau ke toilet).

 

4-Pola makan tidak sehat

Pola makan tidak langsung juga berperan pada risiko demensia. Kebanyakan makan2an berlemak, banyak garam, juga terlalu banyak asupan gula dapat menyebabkan masalah2 kesehatan yang memengaruhi kesehatan jantung, pembuluh darah, dan otak yang menjadi pemicu demensia.

 

5-Aktif merokok

Hasil Penelitian dalam Jurnal Plos One 2015,  perokok aktif berisiko 30% lebih tinggi mengalami demensia daripada non-perokok. Semakin lama Anda merokok dan makin banyak batang rokok yang Anda habiskan, maka risiko demensia ikut meningkat.

 

Merokok merusak pembuluh darah tubuh, mengganggu sirkulasi darah, dan meningkatkan risiko pada penyakit jantung. Faktor2 ini penyebab perokok lebih mungkin demensia dari yang tidak merokok.

 

6-Cedera kepala

Barang kejedot sedikit atau benturan keras, Anda mungkin sering mengalaminya. Namun, cedera kepala tidak boleh disepelekan. Cedera parah dapat mengakibatkan kerusakan otak. Dilansir dari Everyday Health, studi(2014) menunjukan  yang berusia (55) ke atas dan menderita cedera otak berisiko lebih tinggi demensia, cedera otak ringan bisa meningkatkan risiko demensia pada lansia (65) ke atas.

 

Selalu lindungi kepala Anda dengan perangkat pelindung yang sesuai, seperti helm atau masker wajah, apabila profesi Anda memiliki risiko cedera tinggi. Juga, pastikan Anda pakai sabuk pengaman atau helm selama berkendara untuk menghindari trauma kepala akibat kecelakaan.

 

7-Depresi

Faktor2 lain dari demensia itu depresi. Kaitan keduanya sangat kompleks. Studi melaporkan depresi menggandakan risiko demensia. Depresi diduga kuat penyebab demensia Lansia lantaran gejala depresi yang membuatnya menarik diri dari lingkungan sekitarnya. Isolasi sosial lama-kelamaan berdampak negatif pada fungsi dan kesehatan otak.

 

Selain itu, bila Anda mengalami depresi dan berpenyakit stroke, hal ini meningkatkan risiko demensia hingga 5x lipat. Bila Anda depresi dan hipertensi, risiko demensia bisa meningkat hingga 3x lipat.

 

Depresi bisa dicegah dan/atau dikelola dengan gaya hidup sehat, seperti rutin ber-OR dan pola makan sehat. Jika Anda diresepkan obat anti depresan, konsumsi obat sesuai anjuran dokter. Jangan hentikan atau mengubah dosisnya sendiri, tanpa sepengetahuan dokter, untuk mencegah risiko efek samping yang merugikan. (Rr Bamandhita Rahma Setiaji; Bahan dari : https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/faktor-penyebab-demensia-adalah/)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version