P2Tel

Belajar Dari Lalamove Asia Tenggara-Sentuhan Manusia Lebih Penting(2/3)

(dailysocial.id)-Teknologi sebagai DNA perusahaan

Lalamove membedakan diri dengan perusahaan logistik umumnya karena sepenuhnya menggunakan teknologi. Sebagai perusahaan yang tumbuh pesat, salah satu tantangannya memastikan sisi permintaan armada selalu terpenuhi seiring bertambahnya jumlah konsumen.

 

Di saat yang sama, juga memastikan bagaimana Lalamove bisa tetap memberikan pengalaman terbaik untuk pengguna dan pengemudinya. Karena itu, perusahaan bergantung data untuk mengintegrasikan melalui API.

 

Dia mencontohkan, berdasarkan variasi rute perjalanan yang diambil pengemudi, perusahaan bisa memberikan rekomendasi rute terbaik untuk pengiriman tercepat. Atau merekomendasikan pengemudi yang tepat apabila ada kebutuhan khusus dari mitra.

 

“Teknologi memungkinkan kita memberikan pengalaman seamless dan serba otomatis, pengguna dan pengemudi dapat mengirim dan menerima permintaan pengiriman yang nyaman, tahu persis berapa biayanya dan membayarnya melalui berbagai opsi pembayaran.”

 

Isu ini terjadi di India. Saat meriset di lapangan, ternyata kompetisi logistik di sana tinggi karena tidak ada pengemudi yang khusus melayani suatu perusahaan. Mereka berkumpul dan menunggu pesanan datang. Apabila hanya ada satu, bisa saling berebut. Sehingga bisa jadi seorang pengemudi tidak mendapat pesanan sama sekali sampai berhari-hari.

 

Sentuhan manusia selalu dibutuhkan dan paling utama

Larson menekankan perusahaan selalu membutuhkan sentuhan manusia, meski DNA perusahaan berbasis teknologi. Sentuhan manusia ini berdampak penuh pada retensi pengguna dan pengemudi itu sendiri.

 

“Meskipun teknologi membantu kami meningkatkan efisiensi operasional dan bisnis, sentuhan manusia masih penting ketika berbicara cara meningkatkan pengalaman pengguna.”

 

Pengalaman online melalui API, aplikasi atau lain hanya memiliki porsi 10%. Dan 90% sisanya secara offline terletak di sisi pengemudi dan pengguna. Hal ini mengakibatkan dari sisi inovasi cukup kontras, perusahaan lebih banyak menggunakan pendekatan branding dengan menempelkan banyak stiker di armada mereka.

 

Strategi ini dianggap lebih jitu karena bisa menangkap konsumen yang dibidik, daripada beriklan di situs online. Strategi tersebut dilakukan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya di Tiongkok. Disebutkan ada lebih dari 400 ribu armada yang memasang stiker Lalamove. (Bahan dari : https://dailysocial.id/post/ekspansi-lalamove-asia-tenggara/)-FatchurR * Bersambung……

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version