(beritasatu.com)-JAKARTA; Kerja sama integrasi sawit sapi antara Indonesia dan Indonesia Australia Commercial Cattle Breeding (IACCB) lanjut ke tahun ke-2.
Kerja sama kajian penelitian di tahun kedua ini akan memberi fakta ilmiah program sawit sapi sehingga dapat meyakinkan perusahaan sawit dan tertarik membudidayakan sapi di lahan sawitnya.
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT Soni Solistia Wirawan mengatakan, kini ada sekitar 14 juta ha lahan sawit. Di sisi lain kebutuhan sapi di dalam negeri masih dipenuhi oleh impor.
“Jika ingin meningkatkan sapi lokal, butuh luasan tanah dan teknologi pakan. BPPT mengerjakan hal itu di lahan sawit,” katanya di sela2 penandatanganan perjanjian kerja sama BPPT dengan Coffey International Development IACCB Program di Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Target penambahan populasi sapi di Indonesia perlu didukung pengadaan pakan dan lahan. Namun hal itu tidak mudah sehingga perlu sentuhan teknologi tepat guna. Dengan luasan lahan sawit di Indonesia menjadi salah satu alternatif pemanfaatan potensial.
Perkebunan sawit berpotensi besar dalam penyediaan pakan murah dan mudah berupa pelepah dan daun kelapa sawit, bungkil yang dapat dijadikan pakan ternak bermutu. Program integrasi sawit sapi ini dirintis BPPT sejak 2014. Sudah dibuat pilot project di Pelalawan, Riau. Tahun 2019 bersama IACCB ujicoba diteruskan di lahan perusahaan sawit di Kalimantan seluas 90 ha.
“Sebelumnya ada kekhawatiran kalau tanah diinjak-injak sapi menjadi tidak subur dan ada penyakit genoderma yang dibawa sapi,” ucapnya. Melalui penelitian ini, akan dibuktikan, sehingga menjadi rujukan ilmiah ketika perusahaan nantinya tertarik mengembangkan sawit sapi.
Nanti lanjut Soni, akan disampaikan data ilmiahnya berapa produktivitas sawit tanpa sapi dan berapa produktivitas sawit yang mengadopsi integrasi sawit sapi. Oleh karena itu, pada perjanjian kedua ini kajian yang dilakukan meliputi kajian kesuburan tanah sebagai dampak integrasi sawit sapi, kajian hasil tandan buah segar dan kajian ekonomi dari pembiakan integrasi sawit sapi.
Koordinator Program IACCB Paul GM Boon mengungkapkan, hasil penelitian ini akan membuktikan dampak positif, ekonomi dan ekologis dari program integrasi sawit sapi.
“Kita mencoba membuktikan secara ilmiah sehingga menyakinkan perusahaan,” ujarnya. (Ari Supriyanti Rikin / EAS; Bahan dari : Beritasatu.com dan https://www.beritasatu.com/sains/554500/bppt-dorong-perusahaan-sawit-tertarik-integrasikan-sawit-sapi)-FatchurR *