(suaramerdeka.com)-Ancaman DM-Tipe 1 pada Anak
Diabetes Tipe 1 atau dikenal dengan diabetes juvenile (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) terjadi karena produksi insulin rendah atau tidak memproduksi sama sekali.
Jika tubuh kekurangan atau tidak memproduksi insulin, kadar gula darah meningkat drastis atau dikenal dengan hiperglikemia. Dr Rochsismandoko mengatakan penyakit ini tak dapat dicegah dan siapa pun dapat berpotensi mengalaminya termasuk bayi. DM-tipe 1 terutama terjadi pada anak dan remaja.
“Jika orang tua memiliki riwayat DM maka anak berpotensi juga mengidap DM karena faktor genetik. Anak dengan DM-tipe 1 bergantung pada insulin dari luar yang dimasukkan ke tubuh setiap hari untuk mengontrol kadar gula darahnya agar tetap seimbang,” ujarnya.
Kata dr Rochsismandoko lagi, bila Ibu ada gangguan imun dan menyerang sel penghasil insulin dan kebetulan gen itu dominan maka bisa diturunkan pada anaknya . Walau kecenderungan ini tidak pasti karena aktivasi gen DM bisa disebabkan oleh banyak hal hingga memunculkan penyakit DM.
Ada baiknya orang tua yang terkena DM lebih waspada dengan memperhatikan aktivitas dan pola makan anak dan mempraktekkan gaya hidup sehat supaya jadi kebiasaan anak hingga tumbuh dewasa. Hal ini juga cara untuk mencegah prevalensi DM.
Gaya Hidup Modern Picu DM-2
Akhir2 ini, penderita DM-tipe 2 mulai meningkat dan tidak hanya ditemukan pada orang dewasa saja. Pengidap DM juga ditemukan pada orang muda, remaja, dan anak. Hal ini seiring meningkatnya obesitas karena tidak mempraktekkan gaya hidup sehat (aktivitas fisik , asupan makanan seimbang, dan diet yang benar). Hal ini bisa terjadi karena dipicu gaya hidup modern dan serba instan.
Misalkan kebiasaan ngopi di kafe, kopi dengan susu atau kopi dengan pemanis dan varian rasa ditambah makanan kecil yang mengandung gula tinggi. Belum lagi jajanan menarik dan menambah selera makan padahal makanan itu banyak mengandung gula atau tinggi lemak serta diolah dengan tidak tepat, seperti banyak menggunakan gula, santan, dan minyak.
Hal lain adalah kurang istirahat dan jarang melakukan aktivitas fisik. Terutama pada anak2 dan generasi milenial yang sangat dekat dengan gawai. Mereka bisa menghabiskan waktu dengan duduk , bermain gawai disertai memakan berbagai cemilan hingga berat badan naik tidak terkontrol.
dr Rochsismandoko mengatakan kita bisa tahu seseorang menderita DM 2 melalui gejala2 seperti rasa haus berlebihan dan mulut kering, sering berkemih, kekurangan energi hingga kelelahan ekstrim, terasa kesemutan pada anggota tubuh seperti rasa kesemutan pada kaki dan tangan, ada infeksi jamur berulang kali yang terjadi pada kulit, penglihatan kabur dan lambat penyembuhan jika terjadi luka.
“Gejala DM tipe 2 lebih mudah dikendalikan dengan gaya hidup sehat dan memantau kadar glukosa darah. Masalahnya, penderita acap tidak menyadari dia mengidap DM. Jika sadar pun sering cenderung diabaikan karena penyakit ini berlangsung dalam jangka waktu lama,” imbuhnya. (Andika Primasiwi/CN26/SM Network; Bahan dari : https://www.suaramerdeka.com/kesehatan/baca/147671/ketahui-diabetes-pada-anak-sebelum-terlambat)-FatchurR *Bersaambung………