(1health.id)- Demam berdarah dengue (DBD), penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini banyak menular di negara tropis dan subtropis. Selama ini tidak ada terapi demam berdarah yang spesifik.
Pencegahan yang dapat dilakukan sebatas pengendalian nyamuk, penyebab demam berdarah. Maka, kemunculan vaksin demam berdarah merupakan sebuah kemajuan besar dalam pengendalian penyakit tersebut.
Kehadiran vaksin DBD ini dilansir dalam situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin DBD pertama, yaitu Dengvaxia (CYD-TDV) oleh Sanofi Pasteur, pertama kali terdaftar di Meksiko, pada bulan Desember 2015.
Ini adalah vaksin yang telah dievaluasi sebagai vaksin tiga dosis, dengan selisih enam bulan. Jadi vaksin diberikan di bulan kesatu, keenam, dan ke-12. Vaksin ini dapat diberikan pada seseorang dengan usia sembilan hingga 45 tahun, yang tinggal di negara endemik DBD.
Pihak WHO, telah meninjau vaksin DBD tersebut pada April 2016, dan merekomendasikannya pada negara2 dengan endemik tinggi. WHO akan mempublikasikan uraian rekomendasi tersebut.
Saat ini masih ada lima vaksin lainnya yang sedang dievaluasi secara klinis. Epidemi DBD menjadi sebuah kekhawatiran tersendiri bagi negara tropis dan subtropis. Maka dari itu, vaksin dianggap sebagai sebuah upaya global dalam mencegah DBD. (Article By Bebby Sekarsari; Bahan dari : www.who.int dan https://www.1health.id/id/article/category/sehat-a-z/who:-vaksin-dbd-sedang-dikembangkan.html)-FatchurR *