P2Tel

Sejarah Ibadah Haji

(www.republika.co.id; Oleh: Dikdik Dahlan Lukman)-Kapan ibadah haji dimulai? Tampaknya tidak ada satu ayat pun dalam Alquran yang menjelaskan hal ini. Ada hadis yang mengabarkan tawafnya Nabi Adam, tapi status hadisnya diperfebatkan.

 

Salah satu hadits itu dikabarkan, manusia sekaligus Nabi pertama ini beribadah haji dengan tawaf di Baitullah. Sempat pula beliau menerima doa kemabruran atas hajinya dari para Malaikat : Semoga hajimu mabrur, wahai Adam.

 

Merujuk pembangunan Baitullah (Ka’bah)sebagai titik sentral ibadah haji, sejumlah ayat Alquran jelas menerangkan keterkaitan erat keberadaan Ka’bah sebagai Baitullah di Kota Makkah dan kehidupan Nabi Ibrahim yang dikenal sebagai Abul Anbiya (leluhur para Nabi).

 

Pertama, ketika Nabi Ibrahim diperintah Allah SWT untuk menempatkan istrinya (Hajar) dan putranya, Ismail, jauh dari tempat tinggalnya. Tempat yang dimaksud, dikenal oleh Nabi Ibrahim sebagai … lembah yang tidak punya tanam2an di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati,…. (QS 14 : 37).

 

Kedua, Nabi Ibrahim, dibantu putranya, Ismail, diminta meninggikan fondasi Baitullah (rumah Allah SWT), yaitu Ka’bah (QS 2 : 127). Tempat berpijaknya Nabi Ibrahim membangun Ka’bah ini dikenal dengan Maqam Ibrahim yang dalam rangkaian umrah atau haji diharuskan shalat di belakang Maqam Ibrahim ini

 

Ketiga, setelah menetapkan Baitullah, tempat berkumpul yang aman, Allah menegaskan, Baitullah ini  untuk tiga aktivitas utama, yaitu thawaf, iktikaf dan shalat (QS al-Baqarah; 2 : 125 dan al Hajj, 22 : 26).

 

Setelah Nabi Ibrahim dan putranya selesai membangun Ka’bah, keduanya berdoa tentang hal2 : Agar amalan yang dikerjakannya diterima Allah SWT, menjadikan diri dan keturunannya jadi umat yang berserah diri kepadaNya, ditunjukkan cara manasik haji, tobatnya diterima, dan permintaan agar Allah mengutus Rasul ke penghuni seputar Baitullah itu untuk menyampaikan dan menjelaskan risalah-Nya.

Doa Nabi Ibrahim agar Allah menunjukkan tata cara manasik haji ada dua kemungkinan. Pertama, karena sebelumnya tidak ada syariat haji sehingga butuh petunjuk teknis untuk menjalankannya.

 

Kedua, ibadah haji ini pernah disyariatkan pada umat sebelumnya, tapi perlu pembaruan, mungkin karena tidak sesuai atau dianggap mengalami penyimpangan sehingga perlu diluruskan.Terkait kemungkinan ini tampaknya dimunculkan kata yarfa’udalam surah al-Baqarah 127.

 

Kata yarfa’udiartikan meninggikan, yaitu meninggikan fondasi Ka’bah berarti, fondasi Ka’bah itu telah ada sebelum perintah kepada Nabi Ibrahim. Hal ini diperkuat firman Allah SWT : Rumah yang mula-mula dibangun tempat beribadat manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan jadipetunjuk bagi semua manusia. (QS 3 : 96).

 

Dalam ayat2, Ka’bah disebutsebagai Baitul `Atiq. Kata al`Atiqdimaknai oleh Imam Raghib al-Isfahani sebagai yang awal atau permulaan. Artinya, Baitul `Atiq adalah rumah tua, rumah antik yang dibangun sebagai tempat ibadah pertama manusia

 

(Agung Sasongko; Bahan dari :https://www.republika.co.id/berita/pukkfq313/sejarah-ibadah-haji)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version