P2Tel

Khutbah Wukuf 2019 Gapai Haji Mabrur Di Arafah(2/2)

Ada baiknya bagi yang tidak berhaji dan beribadah di ditemnpat masing bias mengikuti Khutbah ketika Wukuf yang khidmat dan kekhusyuan di Padang (lanjutan) :

 

(nasional.sindonews.com)-Prediksi Beribadah Haji terbagi 4 kelompok

Rasul mengingatkan, fenomena “haji akhir zaman”. Dalam satu riwayat, beliau memprediksi di masa mendatang dalam beribadah haji manusia terbagi 4 kelompok.


1-“Akan datang suatu masa, orang2 kaya kalangan umatku berhaji hanya untuk rekreasi/senang2, kalangan menengah berhaji untuk berdagang/berbisnis, qari, ulama, berhaji untuk riya dan popularitas, dan orang2 miskin untuk minta2”. (HR. AlKhatib dan al-Dailami).


Meski dipandang lemah sanadnya, tapi makna hadis ini baik untuk renungan, sekaligus peringatan agar niat berhaji karena Allah, mengharap rahmat dan keridaan-Nya, bu kan tujuan2 duniawi semata.


2-Biaya haji dari yang halal Seperti sabda Rasul : “Bila berhaji berbiaya yang bersumber baik, meletakan kakinya dalam kendaraan, lalu membaca talbiyah, mereka memanggilnya dari arah langit, “aku terima panggilanmu dan berbahagialah, bekalmu halal, kendaraanmu halal, dan hajimu mabrur, serta tidak berdosa”.

 

Bila berbiaya yang bersumber dari yang tidak baik, meletakkan kakinya di kendaraan, lalu berkata, “labbayka”, ada suara panggilan dari arah langit, “La labbayka wala sa ‘dayka” (anda tertolak), bekalmu haram, biayamu haram, dan hajimu tidak mabrur” (HR. AlThabrani dari Abu Hurairah).


3-Melaksanakan sesuai syariat Rasul SAW, Beribadah haji itu napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim. Beliau yang pertama diperintahkan berhaji dengan tatacara (manasik) yang ditetapkan-Nya. Perjalanan, ibadah haji mengalami banyak penyimpangan. Sampai akhirnya Allah mengutus Nabi Muhammad SAW: “Smpurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah” (QS. Al-Baqarah: 196).


Untuk meluruskan dan menyempurnakan ibadah haji. Karenanya, dalam berhaji kita harus mencontoh cara haji Rasul, sahabat2nya dan amalan al-salaf al-shâlih yang mengikuti ajarannya. Rasul  berpesan: “Ambillah tatacara pelaksanaan ibadah haji (manasik) dariku”.


Tidak seorang pun tahu pasti, apakah mabrur tidak hajinya. Itu prerogatif Allah. Kita hanya mengenali kemabruran haji melalui tanda2nya.


Ketika ditanya tanda2 mabrur, Rasul saw menjawab dua hal : Memberi makan orang miskin, fakir miskin simbol kepedulian, dan menebar salam itu simbol kedamaian. Bila ingin haji mabrur balasan surga, wujudkan kepedulian sosial, dan tebarkan kedamaian di tanah air. Kita harap, jamaah2 haji jadi duta perdamaian dan kepedulian, yang akan mengubah masyarakat ke arah lebih baik.


Kita di Padang Arafah yang disebut tempat bertemunya kembali Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah berpisah lama sejak turun ke bumi. Tempatnya di Jabal Rahmah. Mereka menyesal karena tergoda tipu daya setan yang berakibat mereka harus keluar dari surga. Mereka terus bertaubat kepadaNya :


”Ya Tuhan, kami menzalimi diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat, niscaya kami termasuk orang2 rugi” (QS. AI-A’ raf: 23). Allah menjawab : “Kalian berdua telah tahu diri dan kalian telah mengakui kecerobohan dan bermaksud minta ampunan”.


Ikuti jejak Adam-Hawa, mari dimanfaatkan keberadaan di Padang Arafah ini dengan memperbanyak istighfar, mohon ampunan kepadaNya atas segala dosa. Kita di Padang Arafah. Tempat berkumpulnya jutaan orang dari pelosok dunia. Beda bangsa, suku, bahasa, budaya, adat istiadat dan warna kulit. Semua sama, pakaian sama. Ini tanda kita sama di hadapanNya.

 

Tak ada pangkat-jabatan, kiai-santri, konglomerat-melarat. Semua sama dan termulia di sisi Allah orang yang paling taqwa kepada-Nya. “Wahai manusia, Kami menciptakan kamu dari laki2 dan perempuan, Kami jadikan kamu ber-bangsa2 dan ber-suku2 agar kamu saling mengenal. Yang termulia di Sisi Allah itu yang paling bertakwa. Allah Maha Mengetahui, Maha teliti”. (QS. Al-Hujurat: 13).


Ayat itu menegaskan beda itu sunnatullah. Bukan dipertentangkan, agar saling mengenal, terbangun komunikasi dan harmoni di tengah keragaman. Kemuliaan-keutamaan tak ditentukan jenis kelamin, atau warna kulit, atau suku bangsa, tapi oleh ketakwaan dan sikap keberagamaan yang baik.

 

Sebagai bangsa Indonesia yang hidup di keragaman agama, budaya, suku dan bahasa sepatutnya kita syukuri keragaman itu dengan membangun komunikasi sesama anak bangsa agar tercipta kerukunan dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara yang dimuliakan Allah,


Saat kita berwukuf, memusatkan hati-pikiran itu kiat beribadah, mari kita kenang yang dialami Rasul  dan sahabat2nya saat di padang Arafah. Tepatnya di kaki bukit (jabal) rahmah. Beliau di atas punggung unta yang bernama Quswa. Di situ beliau menyampaikan khutbah wukufnya:


“Wahai manusia, dengarkan, sebab saya tidak tahu, boleh jadi saya tak bisa bertemu kalian setelah tahun ini, di tempat ini. Darah kalian haram (ditumpahkan), dan harta kalian haram (dirampas). Keduanya harus dipelihara seperti hari, bulan dan tempat ini harus dipelihara. Telah aku tinggalkan kepada kalian Alqur’an. Kalian tidak esat selama berpegang teguh kepada kitab suci itu.


Selesai berkhutbah turunayat : “Hari ini Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan Aku ridai Islam sebagai agamamu”. (QS. Al-Maidah: 5). Setelah mendengar ayat ini, Abu Bakar dan para sahabat Iainnya menangis karena Rasulullah mengatakan, kita semua manusia akan meninggal, mungkin aku tidak akan lama lagi bersama kalian.

 

Kita semua berpakaian putih, dan nanti kalau wafat terbungkus sehelai kain putih, tidak bawa harta kekayaan kecuali amal kita selama di dunia ini. Sewaktu menghadap Allah akan ditanya 4 hal. Sabda Rasul SAW:


“Dari Sayyidina Muadz bin jabal; Rasul bersabda : Kedua kaki hamba tidak melangkah pada hari Kiamat sampai ia ditanya 4 hal; umurnya untuk apa; masa mudamua untuk apa; hartanya, dari mana ia peroleh dan daam hal apa dibelanjakan, dan tentang ilmunya apakah diamalkan atau tidak” (HR. Al-Thabrani).


Kita diwajibkan beribadah, namun kita sadar belum bisa melaksanakan dengan baik dan khusyuk. Apa lagi kewajiban, zakat dan infaq tidak dilaksanakan sehingga fakir miskin dan yatim piatu terabaikan. Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, ampuni dosa kami dan orang tua kami, yang hidup dan yang wafat dan berilah kami petunjuk ke jalan yang benar, yang Engkau ridai sesuai dengan perintah-Mu.


Mudah2an bermanfaat dan mohom maaf atas segala kekurangan. (mhd;
Abdul Malik Mubarok;  Bahan dari : https://nasional.sindonews.com/read/1428740/15/khutbah-wukuf-2019-menggapai-haji-mabrur-di-arafah-1565464355)-FatchurR * Tamat……….

 

*** Sahabat kita H. Zanzibar Goeci berhaji 2019 (FR)

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version