(republika.co.id)-JAKARTA; Oleg Grabar, sejarawan dari Universitas Princeton dalam The Illustrations of the Maqamat, menyebut ada 50-an cerita pendek tidak saling terkait tertuang dalam hasil tulisan al-Hariri itu. Pada tiap cerita itu disematkan nama2 kota besar Islam pada masa tersebut.
Menurutnya, mutu penulisan, kemampuan puitis, serta kefasihan bahasa al-Hariri dalam al-Maqamat terasa. Faktor itu membuat al-Hariri jadi cendekiawan Muslim yang terkenal. Manuskrip karya al-Hariri tetap dipertahankan dari masa ke masa dan jadi rujukan penting.
Selama 7 abad, jelas Philip K Hitti, al-Maqamat dipandang sebagai warisan karya sastra berharga di bidang sastra Arab, setelah Alquran. Buah pemikiran al-Hariri ini kejayaan sastra Arab klasik yang pengaruhnya bisa ditelusuri sampai era modern, demikian ungkap Julie Scott dan Paul Starkey.
Muncul fenomena menarik abad ke-13an. Di kota2 besar Islam, seperti Damaskus dan Baghdad, fragmen2 cerita di al-Maqamat diilustrasikan lewat gambar2 menarik. Ilustrasi gambar itu ikut menandai perkembangan seni lukis di dunia Islam.
Dari gambar2 tadi, sejarawan mengetahui tradisi, budaya, dan kebiasaan masyarakat hingga kalangan intelektual di abad pertengahan. Mulai corak pakaian, arsitektur bangunan, jenis barang rumah tangga, hingga kehidupan sosial pada masa itu. Lalu, menyebar ke seantero dunia Islam. Termasuk, di Andalusia.
Melalui al-Maqamat, sosok al-Hariri ikut memberi nuansa serta pengaruh besar pada aspek sastra dan kesenian yang berkembang di Eropa pada masa Renaisans. Tiga manuskrip karya sastrawan ternama ini bersama ilustrasinya tersimpan di Bibliotheque Nationale de France, Prancis. (Agung Sasongko; Bahan dari : https://www.republika.co.id/berita/pus77j313/kitab-almuqamat-warisan-karya-sastra-yang-berharga)-FatchurR *