(cnnindonesia.com)-Jakarta; Peneliti dari Technical University of Denmark (DTU) Space Lab mengingatkan bahaya di balik es di Greenlandyang mencair 4x lebih cepat. Peneliti mengamati es terlihat mencair di seluruh pulai di Kutub Utara.
Mengutip AFP, sebagian besar es yang mencari dari tahun 2003 – 2013 dilaporkan berasa dari area barat daya Greenland yang sebagian besar tidak memiliki gletser berukuran besar.
Shfaqat Abbas Khan, profesor DTU mengungkapkan tahun 2003 sekitar 111 km3 es mencair. 10 tahun kemudian, tepatnya 2013 jumlah ini meningkat hampir 4x lipat menjadi 428 km3. “Ini adalah perubahan penting dan mengejutkan yang kami saksikan terkait pola lelehan es,” imbuh Khan.
Michael Bevis, profesor di Ohio State University dan penulis utama makalah Prosiding National Academy of Science (PNAS) mengatakan saat ini pola es mencair dari massa permukaan, kemudian tumpah ke daratan dari garis pantai.
Dengan kata lain, hal ini membuat sungai-sungai di bagian barat daya Greenland memiliki debit air lebih tinggi yang kemudian mengalir ke laut.
“Kami tahu kami memiliki satu masalah besar dengan meningkatnya laju pelepasan es oleh gleset. Tapi sekarang masalah serius lainnya yakkni semakin banyak massa es yang mengalir ke sungai kemudian hingga ke laut,” ungkap Belvis.
Ia memperingatkan fenomena perubahan lapisan es ini akan memberikan implikasi besar karena bisa memicu kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir rob.
“Kami menyaksikan lapisan es mencapai titik kritis. Seiring dengan meningkatnya suhu atmosfer, es akan lebih cepat mencair,” ucap Khan.
Lapisan es yang mencair dalam penelitian ini disebabkan kenaikan suhu tanah dan suhu air di sekitar permukaan laut yang makin hangat. Diperkirakan peningkatan permukaan air bervariasi rata-rata 20 Cm di abad ke-20 hingga meningkat 0,33 Cm /tahun.
(AFP/evn; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190123121743-199-363082/waspada-banjir-akibat-es-di-greenland-mencair-lebih-cepat)-FatchurR *