(arismotivasi.blogspot.com)- Charlie Chaplin, komedian terkenal tempo doeloe, pernah berkisah : Waktu kecil, aku diajak ayahku nonton pertunjukan sirkus. Sebelum masuk, kami antri di depan loket untuk beli karcis. Antrian cukup panjang, dan di depan kami ada satu keluarga ikut antri.
Bapak, ibu dan 4 anak itu tampak bahagia. Dari pakaian yang dikenakan, dipastikan mereka bukan orang kaya. Pakaiannya sederhana, meski tidak dekil. Tiba giliran mereka harus bayar karcis. Sang bapak merogoh kantong celana, dan kebingungan: Uangnya tidak cukup untuk bayar 6 lembar karcis. Dia sedih dan murung, kemudian segera minggir dari antrian.
Ayahku melihatnya, dan langsung merogoh uang 20 dolar dari sakunya. Ayahku menjatuhkan uang itu di samping bapak 4 anak itu. Ayahku menepuk pundaknya, dan berkata, “Pak, uang anda jatuh.” Bapak itu menoleh, memandang ayahku, dan dia sadar ayahku mau membantu supaya bisa beli 6 karcis. Matanya sembab, bibirnya tersenyum, dan dia ambil uang 20 dolar itu sambil berterimakasih.
Ayahku tersenyum, lantas mundur menghampiri aku. Aku lihat bapak itu segera beli karcis untuk keluarganya. Mereka tampak bahagia. Ayahku lantas mengajak aku pulang. Kami tidak jadi nonton pertunjukan sirkus. Uang ayahku hanya 20 dolar, dan sudah diberikan kepada keluarga tadi.
Dalam hidupku, itulah pemandangan yang paling menakjubkan. Pemandangan yang jauh lebih indah dibanding pertunjukan apapun di muka bumi ini. Sejak saat itu aku meyakini bahwa pendidikan terbaik adalah tindakan, bukan kata-kata
It’s not about how much money you give; It’s about how much love you put in your gift. (Bahan dari : http://arismotivasi.blogspot.com/2019/02/charlie-chaplin.html)-FatchurR