(teknologi.bisnis.com)-HANGZHOU; Alibaba Group menggandeng World Food Programme (WFP) guna meluncurkan peta digital pelacak dampak dan tingkat keparahan kondisi kelaparan di lebih 90 negara di dunia.
Peta digital yang dikenalkan pada (25/9/2019) itu dinamai Hunger Map LIVE dan ditunjang sistem pengawasan kelaparan global yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan analitik data.
Alibaba Partner dan Chairman Alibaba Fundation Lijun Sun menjelaskan pengawasan peta digital ini dilakukan dalam waktu nyaris riil dengan metode pengumpulan data publik mengenai ketersediaan pangan, nutrisi, konflik lokal, cuaca, dan data makroekonomi dalam satu platform.
Hasil analisis dari machine learning peta ini dikonversi melalui peranti visualisasi data pada level global, nasional, dan subnasional, untuk ditampilkan di peta interaktif. Sistem dalam peta digital itu dapat digunakan memprediksi ketersediaan pangan global pada masa depan, termasuk di wilayah yang memiliki keterbatasan data.
“Dengan informasi akurat dalam satu platform, WFP, komunitas organisasi kemanusiaan, dan pemimpin negara dapat memonitor dan mengidentifikasi berbagai potensi skenario negatif sejak dini,” ujarnya dalam pengumuman kerja sama yang dilansir, (26/9/2019).
Dia berharap para pihak terkait dapat mengambil langkah atau keputusan yang lebih tepat dan efisien, serta dapat menghitung biaya yang diperlukan.
Sun menjelaskan peluncuran peta digital tersebut merupakan tindak lanjut dari kemitraan jangka panjang yang telah ditandatangani Alibaba dan WFP tahun lalu serta bertujuan untuk menyatukan keahlian kedua instansi untuk mencapai tujuan dunia bebas dari ancaman kelaparan sebelum 2030.
“Kami sangat antusias dapat menghadirkan teknologi dan sumber daya kami untuk bersama-sama WFP mengatasi isu kelaparan. Peluncuran Hunger Map LIVE ini hanyalah langkah pertama. Kami telah membangun ekosistem teknologi terdepan di Alibaba Grup.”
Sementara itu, Chief Economist and Director of WFP Arif Husain mengatakan Hunger Map LIVE merupakan sumber informasi daring yang terbuka dan bisa digunakan oleh siapapun.
“Kelangkaan pangan biasanya diukur secara statis, walau sesungguhnya kita tahu bahwa kelangkaan makanan bersifat dinamis dan dapat berubah setiap saat. Teknologi revolusioner ini dapat memperkirakan tingkat keterbatasan pangan di berbagai daerah di dunia,” ujarnya.
(Wike Dita Herlinda; Galih Kurniawan; Bahan dari : https://teknologi.bisnis.com/read/20190926/84/1152592/alibaba-luncurkan-peta-digital-pelacak-stok-pangan-korban-kelaparan-global)-FatchurR *
*** Inovasi dan kemajuan teknologi dari manaapun patut kita teladani (FR)