(economy.okezone.com)-JAKARTA; Pemerintah meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Melalui PP No. 31/2016. KEK ini beroperasi di atas lahan 523,7 hektare.
Pembangunan KEK Sorong diperkirakan berbiaya Rp2,3 triliun, dan kini telah menghabiskan anggaran Rp487 miliar. Targetnya KEK bisa menarik investasi mencapai Rp32,5 triliun.
Kegiatan utama di KEK Sorong : Industri pengolahan nikel, pengolahan kelapa sawit, hasil hutan, perkebunan (sagu) dan pembangunan pergudangan logistik. KEK Sorong diproyeksikan menyerap tenaga kerja 15.024 orang.
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, potensi KEK Sorong, berpeluang jadi salah satu pilar ketahanan pangan nasional, khususnya protein berbasis kelautan. “Sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir Papua,” ungkapnya saat meresmikan KEK Sorong dari keterangan tertulis, Jumat (11/10/2019).
Untuk makin menyukseskan keberadaan KEK Sorong, perlu keterlibatan aktif dari masyarakat setempat. Jadi masyarakat Sorong harus disiapkan dari sisi pengetahuan, keterampilan (skill), dan kelembagaan ekonominya, supaya ke depannya jadi sumber daya manusia yang lebih mumpuni.
“Yang penting pemberdayaan sosial ekonomi bagi masyarakat pesisir yang beroperasi di sekitar KEK Sorong melalui instrumen pendidikan vokasi (salah satunya Sekolah SMK) dan pelatihan perkoperasian. Pemda juga perlu menjamin kemudahan perizinan bagi para calon investor,” jelasnya.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan menambahkan, pembangunan KEK Sorong tertuang dalam RPJMD 2017-2022. Hal ini untuk meningkatkan perekonomian daerah dengan didukung pemanfaatan sumber daya lokal lintas sektor.
Ke depan, pembangunan di Papua Barat diharapkan dapat meningkat sehingga mengurangi kesenjangan antar wilayah. Menurutnya, pembangunan kawasan KEK Sorong akan mendongkrak perekonomian Kab-Sorong dengan proyeksi peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Rp10,64T pada 2030.
“Semoga ini jadi perhatian dari pemerintah, supaya pembangunan infrastruktur dan masuknya investasi ke KEK Sorong berjalan maksimal. Ada catatan dengan kehadiran kawasan KEK, yaitu dibutuhkannya tenaga kerja besar, jadi diharapkan akan dibangun Balai Latihan Kerja (BLK) skala nasional di daerah ini”.
Dia harap, generasi muda Papua tidak hanya jadi ‘penonton’ dengan adanya KEK ini, tapi terlibat bergabung di dalam industri-industri itu. Selain itu, diharapkan di kawasanini dibangung smelter.
“Daripada hasil nikelnya dibawa ke pulau lain, jadi ini akan berpeluang dan kesempatan besar bagi anak muda kami bekerja di sana,” katanya. Selama tiga tahun terakhir, Kemen-PUPR telah membangun akses jalan utama beserta saluran drainase 3,5 km dan jalan lingkungan 6,5 km di KEK Sorong.
Selain itu, telah terbangun Pembangkit Listrik Mesin Gas (PLTMG), yakni PLTMG Waymon, PLTMG Arar, dan PLTD PT PLN untuk memasok kebutuhan listrik di kawasan Sorong Raya, sehingga saat ini telah tersedia Daya Mampu sebesar 46 mw dengan cadangan sebesar 9 mw.
Untuk jangka pendek, air bersih untuk Pelabuhan Arar dan industri existing akan menggunakan sumur bor kapasitas 5 liter/detik dan Penampung Air Hujan (PAH). Jangka panjang akan dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pakai sumber air dari Sungai Klasafet (Klamono) kapasitas 500 liter/detik.
Kini, investor yang bergabung di KEK Sorong adalah PT Semen Gresik (Semen Indonesia Group) untuk membangun pabrik pengemasan semen, PT Henrison Inti Putra untuk membangun pabrik pengolahan kayu dan sawit, dan PT Bumi Sarana Utama (Kalla Group) untuk membangun storage aspal curah.
Investor lain akan masuk yaitu PT Gag Nikel (pembangunan smelter nikel), PT Pelindo IV (pengembangan Pelabuhan Arar sebagai sarana konektivitas dan logistik), PT Numarin Terra Anugerah (untuk pembangunan cold storage perikanan), serta PT Power Gen (pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas/PLTMG sebesar 20 mw).
(rzy; Yohana Artha Uly; Bahan dari : https://economy.okezone.com/read/2019/10/11/320/2115710/resmi-beroperasi-kek-sorong-bidik-investasi-rp32-5-triliun?page=1)-FatchurR *