Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengeluarkan instruksi untuk melakukan patroli di daerah-daerah yang terindikasi jadi sarang tawon itu.
Kabupaten terparah yang terkena serangan tawon endhas adalah Klaten. Sejak 2016, Pemkab Klaten mencatat laporan sarang tawon endhas sebanyak 667 kasus. Dan 10 orang tewas akibat sengatan tawon itu. Di Pemalang, telah 9 korban meninggal sejak 2018.
Selain di Klaten dan Pemalang, tawon endhas juga meresahkan warga Kudus, Sukoharjo. dan Boyolali.
Dalam satu tahun ini, di Kudus ada 4 kasus. Di Sukoharjo ada 400 sarang telah dimusnahkan dalam satu tahun ini. Beberapa bulan terakhir di Boyolali tiap malam ada 2-3 permintaan ke BPBD untuk memusnahkan sarang tawon itu.
“Tindakan tergampang sekarang harus ada patroli. Dan saya coba kontak dengan bupati agar ada patroli, tawon ini ada di mana dan apa yang terjadi,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (27/11/2019).
Jika sudah dipatroli dan ternyata Pemkab tidak sanggup mengatasi, dia siap menerjunkan tim untuk membantu. Namun Ganjar menegaskan agar Pemkab lebih dulu bergerak cepat mengatasi teror itu agar masyarakat tidak semakin resah.
“Saya butuh inisiatif dari Pemkab. Kalau diperlukan dari kita, kita siap turun tangan. Beberapa dinas sudah saya sampaikan secara lisan mereka siap membantu. Tapi belum ada permintaan,” katanya.
Gerak cepat ini minimal menetapkan kondisinya darurat atau belum. Dengan penetapan kondisi itu, pihak lain bisa terjun membantu termasuk ilmuwan. “Saya sudah sampaikan ke para bupati seandainya segera diambil yang sifatnya mendekati darurat ya segera diambil dan dicarikan pakar” katanya.
Yang di Klaten misalnya, ilmuwan dari UGM siap turun membantu. Minimal menghubungkan Pemkab dengan ahli biologi agar bisa ditelaah secara ilmiah. Dengan begitu penanganan dilakukan dengan tepat.
“Beberapa ilmuan juga ingin menghubungkan Pemkab dengan ahli biologi di UGM untuk mencari sumbernya dan bagaimana menangani itu,” katanya.
Pararel dengan itu, ilmuwan bisa menganalisis ada apa dengan fenomena ini. Apakah manusia sudah mengganggu atau alam yang sekarang sudah berubah agar kita bisa mengantisipasi.
“Kalau tidak, bagaimana cara memproteksi diri sehingga perlu alat yang bisa dengan gampang yang bisa melindungi diri dari serangan tawon ini,” katanya.
(Stefi Thenu /JAS; Bahan dari : Suara Pembaruan dan https://www.beritasatu.com/nasional/587663/jateng-dilanda-teror-tawon-endhas-19-tewas-ratusan-luka)-FatchurR *
*** Mari kita berhati hati pada binatang satu ini (FR)