Maka pergilah si singa mencari kancil untuk membaut perhitungan. Saat bertemu Kancil, Singa berkata, “Hei Kancil, berani sekali kamu menyebut dirimu raja hutan. Akulah sang raja hutan.” Kancil berkata, “Hai singa, sekarang ini Anda bukan lagi raja hutan. Kalau tidak percaya, mari kita buktikan.”
Maka pergilah singa dan kancil berdua memasuki hutan. Tak lama mereka bertemu dengan kelinci. Saat kelinci melihat kancil, dia tenang-tenang saja, tetapi saat melihat singa di sebelah kancil, dia langsung lari terbirit-birit. Kancil yang cerdik berkata, “Lihat, Kelinci saja takut padaku. Akulah sang raja Hutan.”
Singa tidak bisa menerima begitu saja, dia minta bukti lagi. Maka Berjalanlah mereka makin masuk ke dalam hutan. Mereka bertemu dengan seekor serigala. Tentu saja serigala tidak takut pada kancil. Namun saat melihat singa di samping kancil, serigala juga lari pontang-panting. Sekali lagi kancil mengklaim dirinya sebagai raja hutan.
Singa yang mulai ragu, meminta pembuktian sekali lagi. Bertemulah mereka dengan seekor zebra. Tentu saja zebra tidak takut pada kancil. Namun saat melihat singa di samping kancil, zebra langsung lari terkencing-kencing. Akhirnya si Singa berkata, “Ternyata benar, sekarang kamulah sang raja hutan.”
Cerita diatas tampaknya sangat sederhana, cerita yang mungkin biasa diceritakan pada anak-anak. Namun makna cerita tadi sangat dalam. Anda bisa menggunakan akal si kancil yang memanfaatkan singa dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Untuk sukses, kita memerlukan alat bantu, memerlukan ‘pengungkit’. ‘Singa’ adalah alat bantu dan pengungkit kita. Pertanyannya siapakah ‘singa’ Anda? Tugas Anda sekarang adalah mulai mencari ‘singa-singa’ Anda sendiri. Jika Anda bergaul dengan ‘singa’ maka Anda akan menjadi ‘singa’ juga.
(Bahan dari : https://iphincow.com/2019/07/01/singa-bukan-lagi-raja-hutan/)-FatchurR *