Bukan hanya tidak disadari, bahkan disia-siakan. Sabda Rasul SAW, ”Dua nikmat yang sering dan disia-siakan banyak orang: kesehatan dan kesempatan,” (HR Bukhari).
”Waktu adalah sungai yang mengalir ke seluruh penjuru sejak dulu, melintasi pulau, kota, dan desa, membangkitkan semangat atau meninabobokan manusia. Ia diam seribu bahasa, sampai manusia sering tak menyadari kehadiran waktu dan melupakan nilainya, walau segala sesuatu, selain Tuhan, tidak akan mampu melepaskan diri darinya,” tutur Malik bin Nabi.
Alquran memberikan perhatian khusus pada waktu sehingga Allah SWT berulangkali bersumpah dengan kata yang menunjuk pada waktu-waktu tertentu.
Misalnya wallaili (demi malam), waannahar (demi siang), walfajr (demi fajar) dll. Alquran menggunakan minimal 4 kata untuk menunjukkan waktu: pertama, ajal yang menunjukkan waktu berakhirnya sesuatu, seperti berakhirnya usia manusia atau masyarakat (QS Yunus [10]: 49). Kedua, dahr untuk durasi masa alam raya dalam kehidupan dunia, sejak penciptaan sampai punahnya semesta. (QS al-Insan [76]:1).
Ketiga, waqt digunakan dalam arti batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa, atau kadar tertentu dari satu rentang masa (An Nisa [4]:103). Keempat, al-Ashr yang dimaknai sebagai saat-saat yang dialami manusia yang harus diisi dengan keimanan dan produktivitas amal shalih.
Waktu dihadirkan Allah SWT dengan tujuan tertentu. Tujuan utamanya yang dipaparkan Alquran, ”Dia (Allah SWT) menjadikan malam dan siang dan silih berganti memberi waktu (kesempatan) ke orang yang ingin mengingat (mengambil pelajaran) atau orang yang ingin bersyukur.” (QS al-Furqan [25]:62).
‘Mengingat’ terkait masa silam, itu mengindikasikan pentingnya instrokpeksi dan kesadaran pada masa lampau yang mengantarkan manusia ke gerbang perbaikan dan peningkatan mutu dirinya. ‘Bersyukur’ berarti menggunakan potensi yang dianugerahkan Allah SWT sesuai tujuan penganugerahannya.
Waktu merentang dari hulu kelahiran dan berujung pada muara kematian. ”Wahai orang beriman, bertakwalah pada Allah SWT dan hendaklah tiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. (QS al-Hasyr [59]:18).
(Red: Nashih Nashrullah; Bahan dari : Harian Republika dan https://www.republika.co.id/berita/q2aq1v320/hikmah-di-balik-diciptakannya-pergantian-masa-bagi-muslim)-FatchurR *