P2Tel

Menapak Kaki Di Dieng Tanah Para Dewa

(detikTravelCommunity)-Pesona Dieng bukan rahasia. Keindahannya membuat dia disebut tanah para dewa. Gandrung berburu foto landscape dan aktif di medsos tak hanya sekadar aktualisasi diri tapi juga mendapat teman dengan kesukaan senada dan saling berbagi cerita.

 

Jika ada teman mancanegara tanya, tempat mana yang wajib dikunjungi jika menjelajah ke Indonesia? Maka tanpa pikir panjang saya merekomendasikan Dieng, dataran tinggi yang kerap disebut negeri di atas awan, yang diyakini warga lokal sebagai tempatnya dewa.

Setelah 2x ke Dieng dan ke tempat berbeda, saya merekomendasikannya karena jadi paket lengkap. Dieng itu kawasan vulkanik aktif di Jateng. Wilayahnya mencakup Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Maka, alternatif akses yang banyak dipilih traveler melalui Terminal Bus Wonosobo. Dari sini, banyak akses ke tempat tempat yang dituju, karena Dieng menyimpan keindahan alam yang kaya.

Bagi pencinta gunung atau pendaki, Gunung Sikunir dan Gunung Prau bisa jadi pilihan. Gunung Sikunir dengan 2.463 MDPL (meter di atas permukaan laut) terkenal dengan keindahan matahari terbitnya atau sering disebut Golden Sunrise. Tak hanya matahari terbit keemasan, bukit-bukitnya senantiasa dikelilingi awan yang membentuk pola-pola indah.

Sejuk dan bersihnya udara Dieng ditambah pemandangan surya keemasan menghangatkan bumi dapat jadi moment of truth, titik momen yang dapat mengubah yang memandangnya, secara alami, betapa indahnya alam sebagai hadiah Sang Pencipta. Keindahan yang harus selalu disyukuri dan dijaga.

Berbeda lagi dengan Gunung Prau dengan ketinggian 2.565 MDPL. Setelah mendaki 2-3 jam dari basecamp Pathak Banteng, traveler dapat menikmati keindahan di puncaknya. Tak hanya matahari terbit, ada pemandangan tujuh gunung yang berdiri kokoh di sekitar Gunung Prau.

Ada Gunung Sindoro, Sumbing, Ungaran, Merapi, Merbabu, Slamet, dan Semeru di kejauhan. Memandang saja memotivasi pendaki untuk berharap bisa mendaki dan menyaksikan semua keindahannya. Puncak Gunung Prau bertipikal tidak mengerucut namun cukup luas dengan bukit-bukit kecil yang ditutupi rumput hijau dan bunga daisy aneka warna jika sedang musimnya.

Saat ke Dieng, sempatkan ke Kawah Sikidang.

Kawasan kawah ini sumber energi hidrotermal karena bagian vulkanik Dieng. Maka, pasti tercium bau khas belerang seperti kawah pada umumnya. Siapkan masker atau buff agar traveler tidak menghirup gas beracun. Panorama di kawah ini tak kalah indah karena dikelilingi perbukitan hijau dan kepulan asap dari kawahnya jadi pemandangan unik tersendiri.

Jika ke Dieng makin lengkap kalau singgah di Telaga Warna. Danau vulkanik ini terkenal gradasi warna hijau yang berbeda. Saat matahari bersinar terik, warna permukaan danaunya jernih dan cerah. Suhu di Dieng 12-20 °C (siang) dan 6-10 °C di malam hari. Pada musim kemarau bulan Juli dan Agustus, suhu mencapai 0® C (pagi hari) dan ber-embun beku. Karena itu, persiapan harus diperhatikan.

Mulai dari perlengkapan : Sepatu untuk mendaki atau perjalanan jauh, jaket yang menahan angin, jas hujan, masker atau buff. Persiapan fisik ringan seperti jogging akan membantu pendakian. Sebelum meninggalkan Dieng, belilah buah khas setempat yakni pepaya gunung (disebut carica).

 

Biasanya, carica diolah dan dikemas agar bisa dibawa dalam perjalanan jauh dan dapat dikonsumsi dalam waktu sesuai saran penyajiannya. Keindahan Dieng juga mengingatkan keindahan India yang  terkenal berkontur alam yang menakjubkan. Pegunungan dan dataran tingginya digunakan shotting berbagai film, khususnya produksi bollywood.

 

(Feni Farida Saragih; Bahan dari : https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4801903/menapakkan-kaki-di-dieng-tanahnya-para-dewa)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version