Yang diperlukan cuma mengoptimalkan yang dibutuhkan siap instansi pusat. “Sudah bisa [buat robot untuk eselon III dan IV], hanya tiap kementerian perlu penyesuaian dan kebutuhan. Apa yang dikatakan presiden itu relevan dan dibutuhkan Indonesia,” kata Johnny GP usai konferensi pers terkait isu TVRI di kantor Kemenkominfo, Jumat (6/12).
Kemenkominfo sudah lebih dulu menerapkan metode one single submission atau pelayanan satu atap, tanpa manusia alias menggunakan mesin. “Kominfo sebelumnya sudah memangkas melalui one single submission atau satu atap itu mesin semua. Tak perlu lagi ada orang yang menerima dokumen, catat dokumen, bikin memo sampai disposisi. Di Kominfo itu tidak perlu,” terang Johnny.
Memasuki era kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) ini mau tak mau, robot bakal mengganti pekerjaan manusia. Maka dari itu, Kemenkominfo menyiapkan talenta digital guna menghadapi perkembangan teknologi yang makin pesat ini.
“Kita juga butuh banyak digital talent, untuk itu Kominfo bersama mitra-mitranya akan melaksanakan kegiatan untuk menghasilkan SDM yang punya kemampuan digital di semua level,” tutur Johnny.
“Indonesia butuh 100 juta lebih digital talent dan kerja keras menyelesaikannyz” sambungnya. Sebelumnya, Presiden mengisyaratkan Indonesia harus mengikuti perkembangan zaman termasuk soal teknologi dan digitalisasi di bidang layanan publik, dengan mempercayakan pada sistem kecerdasan buatan.
“Kita butuh kecepatan dalam bekerja, dalam memutuskan, dalam bertindak di lapangan karena perubahan sekarang cepat,” ujarnya di Istana Merdeka Senin (2/12).
(din/mik; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191206202353-185-454916/menkominfo-singgung-robot-ganti-pejabat-eselon-ii-iv)-FatchurR *