Selama periode ini, data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menunjukkan ekspor CPO beserta produk turunannya mencapai 28,95 juta ton. Dan pada Januari-Oktober 2018 berjumlah 28,35 juta ton. Kenaikan itu terjadi pada produk oleokimia yakni 113% dan pada minyak sawit mentah (CPO) 1%.
Secara bulanan, Gapki menyebutkan ekspor selama Oktober turun 6% dibanding September 2019 dengan volume 3,264 juta ton. Adapun ekspor produk minyak laurat terpantau mengalami kenaikan volume 64% dibanding September. Kenaikan yang tinggi juga terjadi pada ekspor oleokimia sebesar 18%.
“Kenaikan yang tinggi pada ekspor minyak laurat diduga merupakan carry over dari ekspor yang rendah pada September 2019,” kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam rilis yang dikutip Selasa (24/12/2019).
Dari segi negara tujuan, pengiriman ke Pakistan pada Oktober naik 100.000 ton atau lebih tinggi 52% dibanding ekspor September. Sedangkan ekspor ke Afrika pada Oktober tercatat turun 270.000 ton dibanding volume pada September. Kendati demikin, ekspor ke Afrika tercatat lebih tinggi 88% secara tahunan, sementara ekspor ke Pakistan tercatat terkoreksi 5%.
Adapun dari sisi konsumsi dalam negeri, selama Oktober tercatat terjadi peningkatan sebesar 6 persen untuk oleofood, oleochemical dan biodiesel dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan terbesar terjadi pada biodiesel (15%) dan oleokimia (8%).
“Kenaikan biodiesel sejalan dengan kenaikan perpindahan barang dan manusia yang meningkat pada bulan Oktober dibandingkan dengan bulan September,” tutur Mukti.
(Iim Fathimah Timorria; Editor : Saeno; Bahan dari : https://ekonomi.bisnis.com/read/20191224/99/1184162/ekspor-cpo-tumbuh-2-persen-sepanjang-januari-oktober-2019)-FatchurR *