Objek wisata lain, ada Tangsi Belanda (bekas penjara zaman penjajahan). Khusus Tangsi ini, baru dibuka akhir Desember 2019. Selain peninggalan sejarah, berkeliling kota juga menyejukkan mata. Kota ini makin kinclong sejak Alvedri menggantikan bupati Syamsuar yang kini menjadi Gubernur Riau.
Kota ini banyak berdiri pohon rindang di tepi badan jalan yang membelah kota Sejarah itu. Ada lagi turap, nan indah di tepi sungai Siak. Anda bisa duduk khususnya malam hari dengan penerangan lampu hias yang warna warni sembari menikmati hidangan dari warung di sana. Panaroma makin indah, bila ada kapal yang melintas di sungai itu.
Kini, juga dibangun pedestrian memesona di jalan Muzzafarsyah. Jalan ini selesai dibangun Desember 2019, untuk pejalan kaki yang cukup luas. Sebanyak 177 tiang lampu hias berjejer di kanan dan kiri tepi jalan itu. Ada kursi besi tersedia di pedestrian itu. Pagi hari atau sore kawasan ini jadi alternatif untuk berolahraga. Konon lagi Anda bersama keluarga duduk saat malam hari.
Suasana malam di pedestrian ini indah dengan lampu lampu. Kawasan ini sejuk, karena di sebelah badan jalan ini ada hutan kota. Pedestrian ini kerap dijadikan background prewedding. Ada yang datang dari kabupaten lain termasuk warga Pekanbaru.
Malam Minggu, pedestrian dipakai musisi anak muda mengekspresikan kemampuan bernyanyi. Warga di pedestrian ini menikmati kreasi musisi muda yang menghibur dengan alat musik seadanya. “Berbagai kota maju dan modern dunia, keberadaan jalur pedestrian di jalanan perkotaan tak hanya menjawab kebutuhan urban mengakomodir hak pejalan kaki ” kata Kadis PU Siak, Irving Kahar S ke detikTravel.
Fungsi jalur hijau perkotaan ini, berkembang karena dimanfaatkan sarana kreasi dilengkapi edukasi dan sosialisasi antar warga kota yang ikonik dan melambangkan identitas serta karakteristik kota.
“Juga jalur pedestrian hijau jalan Muzzafarsyah road yang direvitalisasi akhir-2019. Insfrastruktur teranyar Negeri Istana ini diharap difungsikan sebagai sarana interaksi ruang ke tiga masyarakat dan wisatawan di Siak Sri Indrapura serta jadi yang pedestrian ikonik pertama di Riau,” kata Irving.
Bupati Siak, Alfedri mengatakan, pembangunan jalur pedestrian ini tak terbatas revitalisasi fisik. Juga menghadirkan konsep interaksi ruang ke tiga prioritas setelah tempat kerja dan ruang keluarga di rumah.
“Mudah-mudahan Januari 2020 diresmikan jalur pedestrian ini. Ke depan tiap malam minggu dijadikan car free night untuk mendukung pariwisata dan ekraf. Anda boleh berolahraga seperti main tenis meja dan jual beli aneka street kuliner atau menikmati hiburan akuistik,” kata Alfedri.
Jalur pedestrian ini 900 meter penghubung 2 kawasan hutan kota Arwinas dan Balai Kayang II. Lebar lokasi pejalan kaki ini 3 meter di jalur kanan dan 1,5 meter di jalur kiri. Ditambah jalur pemandu bagi penyandang disabilitas. Selain itu dilengkapi 3 pedestrian plaza dengan lebar 5 meter.
Untuk menambah keindahan, ditanam 200 batang pohon tabebuya sejenis sakura tropis warna merah jambu didatangkan dari Surabaya. Jika kelak pohon ini berbunga, maka makin eksotiklah. Juga dipasang QR Code yang jika dipindai dengan smartphone para pengunjung mendapat info seputar data destinasi Siak.
Juga data geografis hingga info tentang Kesultanan Siak ke 12. Anda penasaran ingin menikmati pedestrian ini? Ayo datang ke Kota Siak Sri Indrapura yang semakin kinclong ini.
(bnl; bnl; Chaidir Anwar Tanjung; Bahan dari : https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4838833/riau-punya-pedestrian-sekinclong-ini)-FatchurR *