P2Tel

5 Mahasiswa Menciptakan Tempat Ngopi Beromzet Belasan Juta

(economy.okezone.com)-JAKARTA; Tren nongkrong sambil ngopiatau hangout ke mal bersama sahabat itu menyenangkan. Sadarkah Anda kalau dibalik asyiknya nongkrong butuh alokasi budget dan waktu yang terbuang percuma?

 

Keresahan mengenai nongkrong yang tidak produktif disadari oleh Emmanuelle Rendi Wijaya, M. Rifqi Hadziq, Muhammad Raihan, Clarence Axel David Hasudungan Pardede, dan Farhan Luhung Prameswara.

 

Ke-5 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu berhasil mengubah kebiasaan nongkrong yang tidak produktif jadih bisnis yang menguntungkan. Bahkan dalam sebulan, mereka mampu meraup omzet hingga belasan juta rupiah. Lalu, bisnis apa yang digeluti kelima mahasiswa UNS itu?

 

Sejak 2019, Rendi, Hadziq, Raihan, Axel, dan Farhan merintis bisnis kedai kopi mereka sendiri. Kedai kopi yang dirintis di Jalan Arifin No. 41B, Kepatihan Wetan, Jebres, Solo itu dinamai ‘Kopi Bertopi.’

 

“Awalnya unik, kita nongkrong dari teman kos, kita awal kuliah sering ke tempat kopi, nongkrong sama nugas kaya biasanya mahasiswa. Habis itu kita diskusi soalnya kita bukan tipe mahasiswa yang kuliah-pulang kuliah-pulang. Nyari rutinitas dan kita semua berlima merantau, kebanyakan dari Jakarta dan baru kenalan di UNS ini” ujar Co-Founder Kopi Bertopi, Rendi, tertulis, (8/3/2020).

 

Rendi mahasiswa asal Program Studi (Prodi) Akuntansi FEB, menceritakan ia bersama teman-temannya punya ketertarikan yang sama untuk membuka bisnis kedai kopi. Melalui ketertarikan itu, kelimanya aktif belajar mengenai cara membuat kopi, memilih alat, memilih biji kopi, dan mengelola keuangan.

 

“Waktu diskusi kita berlima punya ketertarikan sama di bisnis, ya udah kita satuin. Kita suka review kedai, akhirnya kita punya keresahan yang sama dan kita buat kedai sesuai idealis kitai. Adanya ini (Kopi Bertopi) juga enak. Tak cuma belajar dari kuliah aja. Kalau di kuliah kita cari teorinya tapi kalau bisnis kita prakteknya. Waktu kita buka kedai ini diangkatan 2017 yang punya kedai cuma kita saja. Soalnya dulu kita mulai semester 4,” ungkap dia.

 

Saat memulai bisnis pertama kali, Rendi mengatakan ia sempat merasakan keraguan. Keraguan itu muncul sebab Rendi dan temannya sama sekali belum pernah berbisnis. Hal lain yang membuatnya ragu adalah minimnya pengetahuan seputar cara mengoperasikan alat dan cara memilih biji kopi terbaik.

 

“Kita di awal-awal mikir banget bisa tidak ya mengelola duit sebanyak ini. Jadi, emang kita presentasi ke investornya akhirnya di-accept. Bukannya seneng tapi panik karena kita masih semester 4 secara kedewasaan mengelola uang belum begitu paham dan ini bisnis perdana,” jelas Rendi.

 

Kelimanya punya tugas masing-masing. Sebagai co-founder, tugas Rendi mengelola keuangan, Hadziq sebagai founder bertugas mengelola operasional kedai dan manajemen gudang, Axel bertugas mengelola operasional fisik kedai, Farhan mengelola marketing dan media sosial, dan Raihan mengelola bagian kreatif dan branding Kopi Bertopi.

 

Kopi Bertopi selalu melakukan perubahan menu tiap 3 bulan. Menu baru hasil kreasi dan inovasi Kopi Bertopi selalu diperhatikan seksama oleh Rendi, dari segi selera konsumen maupun kurva penjualannya.

 

“Menunya selalu ada inovasi tiap 3 bulan 1x dan itu terjadwal. Kita lihat dari kurva sales. Di  tinggi banget, dua bulan mulai stabil, a bulan pasti ada penurunan. Sebelum ada penurunan kita masukin inovasi supaya grafiknya naik lagi. Kita belajar dari Youtube, buku, dan ngobrol sama orang. Kita belajar budaya latah orang Solo. Mereka suka baru terus ramai kemudian bosen lagi,” katanya.

 

Saat ditanya cara menjaga keharmonisan diantara pendiri Kopi Bertopi, Rendi berbagi tipsnya. Kejujuran dalam berkomunikasi adalah salah satu cara paling utama. Hal itu ia katakan sebab dalam berbisnis masalah kejujuran kerap jadi biang keladi dalam hancurnya sebuah bisnis. Dengan kejujuran itulah bisnis Kopi Bertopi bisa bertahan hingga sekarang.

 

“Kita harus terbuka. Kita untung segini rugi segini, yang megang uang satu orang. Dia harus laporan setiap Minggu dapat uang berapa uang yang keluar berapa, cash flow-nya berapa. Dan perbulan harus laporan ke tim. Karena uang itu pemecah belah. Kita juga pakai rekening khusus bisnis dan dalam sebulan itu omzet Kopi Bertopi bisa sampai belasan juta,” pungkas dia.

 

(dni; Taufik Fajar; Bahan dari : https://economy.okezone.com/read/2020/03/08/320/2180140/5-mahasiswa-ini-ciptakan-tempat-ngopi-beromzet-belasan-juta)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version