(news.detik.com)-BANDUNG; Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM), Fakultas Kedokteran (FK) Unpad membuat aplikasi pemeriksaan mandiri Covid-19 dinamakan AMARI (Aplikasi Mawas Diri). Aplikasi ini bisa digunakan secara publik melalui https://is.gd/AMARICOVID19.
Menurut Wakil Ketua Tim Pencegahan dan Kewaspadaan Covid-19 Unpad Irvan Afriandi menjelaskan aplikasi ini bertujuan agar tiap orang dapat mengetahui keadaan dirinya terkait Covid-19. Aplikasi itu berfungsi identifikasi awal dan edukasi infeksi Covid-19 bagi masyarakat.
“Dengan aplikasi ini, maka potensi terjadinya ‘rush’ masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan berkurang dan menghindari kemungkinan pertemuan antara orang yang sakit dan orang sehat,” katanya saat dihubungi detikcom Rabu (18/3/2020).
Secara dasar, adanya AMARI menerapkan social distancing, mengendalikan kekhawatiran dan kepanikan di masyarakat. Pada pekan lalu AMARI telah dibuat dan jadi langkah tanggap darurat civitas akademika Unpad untuk menanggapi Covid-19, sekaligus jadi uji coba sebelum ditawarkan kepada publik.
Aplikasi ini bukan alat diagnosis. “Aplikasi ini pada akhirnya akan mengarahkan apa yang dilakukan oleh seseorang sesuai informasi yang dimasukkan, termasuk jika diharuskan menghubungi call center pemerintah atau layanan yang disediakan oleh sistem kesehatan di tanah air,” Katanya.
Irvan yang juga Dosen di IKM FK juga menjelaskan mulanya aplikasi ini mempelajari algoritma penanganan pre hospital dari National Health Service UK (Inggris). Kemudian oleh Departemen IKM FK Unpad dipelajari dan diadaptasi sesuai situasi pelayanan dan respon perkembangan Covid-19 di Indonesia.
“Sebagai tindak lanjut di internal, kami validasi dan memperbaharui kondisinya (pengguna aplikasi), lalu diberi saran dan dipantau. Sekiranya diperlukan akan diambil sample-nya tanpa membuat mereka ke luar rumah. Pemeriksaan sample dilakukan di lab Universitas (berkoordinasi dengan Labkesda Jabar) dan penanganan selanjutnya mengikuti hasil pemantauan dan pemeriksaan,” jelas Irvan.
Pihaknya menambahkan untuk pengguna eksternal, FK Unpad akan menyampaikan kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti sesuai protokol penangan dari pemerintah. “Oleh karenanya, aplikasi ini lebih dimaksudkan untuk penilaian mawas diri dan gerbang tele-edukasi bagi masyarakat dari kami, sesuai keadaan yang menggunakan,” tuturnya.
Berdasar pantauan timnya, jumlah yang telah mengisi hingga pagi itu mencapai 12.000 lebih, sebelum disebarkan ke masyarakat luas. “Dengan catatan, jumlah tersebut termasuk pihak-pihak yang mencoba-coba mengisi dengan data-data dummy yang jumlahnya belum diketahui,” jelasnya.
(mso/mso; Siti Fatimah; Bahan dari : https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4943989/fk-unpad-ciptakan-aplikasi-pemeriksaan-mandiri-covid-19)-FatchurR *