(koran-jakarta.com)-Bekerja dari jarak jauh dapat meningkatkan produktivitas. Apalagi dalam keadaan darurat seperti saat ini ketika Virus Corona mewabah. Memungkinkan karyawan bias kerja dari jarak jauh (remote working).
Remote working merujuk kerja di luar kantor atau work from home (kerja dari rumah). Konsep remote working tak mengharuskan mereka hadir dan absen di kantor, namun mereka tetap produktif dengan bekerja di manapun kapan pun.
Beberapa perusahaan teknologi mengadaptasi remote working ini untuk mendapatkan talenta terbaik dari bermacam daerah. Bekerja jarak jauh banyak keuntungannya seperti menghemat waktu, uang, dan tenaga. Karyawan tidak kena macet dan berburu transportasi massal yang menguras tenaga, waktu, dan melahirkan stres.
Studi oleh Microsoft dengan tajuk Microsoft Asia Workplace 2020, menemukan 15% dari 4175 respondeng di 14 negara Asia responden yang menghabiskan seluruh waktu kerjanya di kantor.
89% responden bekerja pakai ponsel pintar dari mana saja. Khusus studi di Indonesia, 40% bekerja pada lebih dari 10 tim yang berbeda dalam satu poin waktu. “Hal ini membuat ketersediaan sudut pandang langsung serta alat-alat untuk berkolaborasi jadi penting untuk menyelesaikan pekerjaan,” ujar Marketing & Operations Lead Microsoft Indonesia, Linda Dwiyanti.
Bekerja jarak jauh meningkatkan produktivitas pekerja. Laporan ConnectSolutions menyimpulkan 30% karyawan menyelesaikan pekerjaan lebih banyak dalam waktu lebih sedikit, 24% dapat mencapai lebih banyak dalam waktu yang sama.
Bekerja jarak jauh juga dapat menurunkan stres dan frustasi. Dan 82% pekerja remote tingkat stresnya lebih rendah, 80% pekerja semangat kerja mereka lebih tinggi ketika bekerja di luar kantor. Di Indonesia, menurut Reuters, 34% bekerja secara remote. Beberapa perusahaan startup dan digital di Indonesia banyak yang sudah mengizinkan remote working.
Di tengah isu penularan Corona, bekerja secara remote working jadi pilihan. Apalagi sejak Presiden mengumumkan dua orang WNI positif terinfeksi virus korona pada 2/3/2020, maka agar penyebaran penyakit COVID-19 salah satunya dengan bekerja dari jarak jauh.
Nyaman dan Sehat
CEO Niagahoster Ade Syah Lubis, mengatakan kerja jarak jauh itu bentuk tanggung jawab perusahaan agar karyawan tetap nyaman dan sehat saat bekerja. “Remote working itu atas dasar himbauan dari pemerintah untuk mencegah penularan virus, juga langkah antisipasi perusahaan,” ungkap dia.
Istilah remote working mulai populer menyusul banyaknya perusahaan yang memfasilitasi ‑eksibilitas kerja para pekerja muda atau millenials. Remote working menjaga karyawan tetap produktif di tengah kondisi darurat (force majeure) seperti dengan adanya wabah corona.
Bekerja remote tentu dengan teknologi pendukung.
Mereka biasanya pakai surel (email), hingga platform kolaborasi internal untuk koordinasi saat remote working. Platform kolaborasi membuat antar tim dapat berkomunikasi dan menyusun rencana kerja, semuanya digital. Implementasi remote working juga dilakukan raksasa teknologi Google. Google menerapkannya mengatasi perbedaan lokasi negara para karyawan Google dalam satu tim.
“Dengan teknologi pola kerja talenta digital mulai berubah. Talenta muda mulai memprioritaskan ‑eksibilitas dan kenyamanan saat bekerja. Perusahaan juga harus siap memfasilitasi hal itu, salah satunya dengan mengizinkan remote working,” ujar Ade.
Selain terkait produktivitas dan isu penyakit menular remote working menjaga kestabilan bisnis di masa darurat. Di samping itu, remote working menjaga keseimbangan hidup (work-life balance) untuk karyawan. (hay/s-2; Bahan dari : http://www.koran-jakarta.com/-remote-working–tingkatkan-produktivitas/)-FatchurR *