(lifestyle.okezone.com)- TIDUR itu kebutuhan dasar manusia yang tak boleh dilewatkan. Sayangnya banyak mitos seputar tidur, yang jangan lagi dipercaya. Aktivitas tidur mungkin terlihat sederhana, namun berdampak besar bagi tubuh manusia.
Bila seseorang tidak memperoleh waktu cukup untuk tidur, maka menyebabkan kerugian seperti obesitas dan tekanan darah tinggi. Apa saja mitos seputar tidur yang menarik dibahas? Dilansir Okezone dari National Sleep Foundation, (15/3/20) :
1-Mengantuk siang hari selalu diartikan kurang tidur
Mengantuk siang hari yang berlebihan dapat terjadi, bahkan ketika seseorang cukup tidur malam hari. Ini jadi tanda kondisi medis, seperti narkolepsi atau sleep apnea. Masalah ini sering dapat diobati, dan gejalanya harus didiskusikan dengan dokter. Mengantuk di siang hari bisa berbahaya dan menempatkan seseorang pada risiko, serta mengganggu kemampuan mental, emosi, dan kinerja.
2-Penyakit tidak menular sering dikaitkan dengan waktu tidur
Masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan depresi tak berhubungan dengan jumlah dan mutu tidur seseorang. Penelitian menemukan hubungan kuantitas dan kualitas tidur seseorang, terhadap banyak masalah kesehatan.
Kurang tidur memengaruhi sekresi hormon pertumbuhan terkait obesitas. Karena jumlah sekresi hormon berkurang, peluang kenaikan berat badan meningkat. Pola tidur yang terganggu dapat mempengaruhi penurunan tekanan darah, yang menyebabkan hipertensi dan masalah kardiovaskuler.
Penelitian juga menunjukkan, kurang tidur mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin, yang dapat menyebabkan timbulnya diabetes.
3-Semakin tua usia, makin sedikit jam tidur yang Anda butuhkan
Ahli tidur merekomendasikan kisaran tidur 7-9 jam untuk rata-rata orang dewasa. Pola tidur berubah, seiring bertambahnya usia, tapi jumlah waktu tidur yang dibutuhkan umumnya tidak.
Orang yang lebih tua mungkin lebih sering terbangun sepanjang malam, atau mungkin kurang tidur malam hari. Tapi, harus diingat kebutuhan tidur orang tua tidak kurang dari orang dewasa, yang lebih muda. Alhasil, orang tua cenderung tidur lebih banyak di siang hari.
4-Selama tidur otak beristirahat
Tubuh beristirahat selama tidur, namun, otak tetap aktif. Bahkan masih mengendalikan banyak fungsi tubuh termasuk bernapas. Ketika seseorang tidur, biasanya berpindah di antara dua kondisi tidur, REM (pergerakan mata cepat) dan non-REM, dalam siklus 90 menit.
Tidur Non-REM memiliki 4 tahap dengan cara berbeda. Mulai kantuk tahap pertama, ketika seseorang dengan mudah terbangun, hingga tidur nyenyak. Tahap 3 dan 4, ketika bangun lebih sulit dan di mana efek tidur yang paling positif untuk pemulihkan terjadi.
Bahkan dalam tidur non-REM pikiran manusia dapat memproses informasi. Tidur REM adalah tidur aktif di mana mimpi terjadi. Pernapasan dan detak jantung meningkat dan tidak teratur, otot-otot rileks dan mata bergerak bolak-balik di bawah kelopak mata.
5-Menghitung domba bisa bikin seseorang cepat tidur
Bangun di tengah malam dan tidak bisa kembali tidur adalah gejala insomnia. Metode menghitung domba supaya mengantuk, bisa lebih mengganggu ketimbang mendapatkan ketenangan.
Jika seseorang tidak tertidur kembali dalam waktu 15-20 menit, Anda harus bangun dari tempat tidur, pergi ke ruangan lain dan melakukan kegiatan santai, seperti mendengarkan musik atau membaca. Kembalilah tidur ketika Anda merasa mengantuk.
(dwk; Leonardus Selwyn Kangsaputra; Bahan dari : https://lifestyle.okezone.com/read/2020/03/13/481/2182937/5-mitos-seputar-tidur-yang-bikin-takjub)-FatchurR *