P2Tel

Nepal Negara Kecil Lagi Mati Pariwisatanya

(travel.detik.com)-KATHMANDU; Nepal terkenal Everestnya sebagai puncak gunung tertinggi di dunia. Sayang, jika kini pendaki tidak bisa ke sana karena virus Corona. Ini tampak dari sepinya aktivitas di Bandara Lukla, Nepal. Tak ada deru baling-baling yang terdengar di hangar.

Pemerintah Nepal membatalkan semua izin pendakian dan visa turis untuk sementara. Kebijakan ini dilandaskan keputusan WHO untuk mencegah penyebaran pandemi Corona. “Semua terlihat buruk,” ujar Kepala Bandara Emanath Adhikari seperti dikutip dari The Guardian, (24/3/2020).

Biasanya ada 60 penerbangan dan 2 helikopter di high season. Kini menerima 10-12 pesawat saja sulit di Bandara. Padahal pendakian jadi salah satu pendapatan vital di Nepal. Tahun 2018, ada hampir dari 1,2 juta turis yang datang dengan membawa lebih dari 570 juta pound atau sekitar Rp 10 triliun.

Pariwisata menghidupkan ekonomi. Menurut World Tourism and Travel Council, lebih dari sejuta lapangan pekerjaan yang dihasilkan dari pariwisata Nepal. “Tidak diragukan lagi, bisnis kita menderita. Tapi siapa yang bertanggung jawab jika virus menyebar di gunung? Gunung tidak bergerak dan orang bisa mendaki tahun depan,” ujar Direktur Seven Summit Treks Mingma Sherpa.

Bagi mereka yang mencari nafkah dari rute traking, ini tentu jadi pukulan menghancurkan. “Virus Corona telah membolak-balikkan segalanya. Semua orang menderita, tetapi bagi pelaku bisnis hotel ini adalah pukulan ganda,” ujar Lhakpa Tshiring, pengelola Hiker’s Inn di Lukla.

Menurut Tshiring, pengelola hotel sudah beli persediaan untuk high season. Tapi virus Corona membuat stok makanan terbuang. Kampanye Visit Nepal ditangguhkan. Di tahun-tahun sebelumnya, kampanye wisata berhasil meningkatkan kunjungan. “Kami berharap banyak (dari wisata), kini tak ada pekerjaan buruh kasar,” ujas Suman Rai, seorang porter.

Hotel-hotel kota yang biasanya ramai turis juga senyap. Banyak karyawan hotel yang diberhentikan karena tak ada tamu. “Kami biasanya penuh, tapi kini hanya 15% yang terpenuhi. Sisa musim ini di ujung kehancuran,” ujar Mahesh Manandhar, pemilik hotel di Kathmandu.

Sebelumnya pembatalan pendakian pernah dilakukan Nepal tahun 2014 karena longsoran salju dan tahun 2015 karena gempa. Kasus Corona yang dikonfirmasi oleh Nepal baru berjumlah 2. Namun risiko masih terus mengintai karena Nepal berbatasan dengan China dan India.

“Kapasitas Nepal untuk menangani krisis sangat rendah, jadi saya pikir apa yang dilakukan oleh pemerintah mungkin akan dilihat sebagai tindakan yang positif,” ujar Direktur Social Tours Raj Gyawali.

 

(bnl/ddn; Bonauli; Bahan dari : https://travel.detik.com/travel-news/d-4951696/nepal-negara-kecil-yang-lagi-mati-pariwisatanya )-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version