(merdeka.com)-Melonjaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) dan Virus Corona (COVID-19) menimbulkan perhatian banyak pihak. Meningkatnya perhatian pada kedua hal ini karena gejalanya yang mirip berupa suhu tubuh naik yang dialami penderitanya.
Walau berejala mirip, ada perbedaan di antara DBD dengan Virus Corona. Hal ini diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi.
“Untuk yang COVID-19, pastinya seseorang itu dilihat, adakah riwayat perjalanan ke daerah yang terinfeksi wabah, kontak dengan orang yang punya kasus positif Corona atau pernah kontak dengan orang yang punya perjalanan ke daerah wabah corona,” ujar Nadia saat konferensi pers di Gedung Kemenkes, Jakarta.
“DBD dan COVID-19 juga penyebabnya sama-sama virus. Nah, kalau demam berdarah perlu nyamuk (Aedes aegypti) untuk perantaranya, sedangkan Corona bisa menular dari manusia ke manusia,” sambungnya.
Daya tahan tubuh
Pada prinsipnya DBD dan COVID-19 terjadi infeksi virus. Gejalanya mirip, tapi ada bedanya. “Kalau DBD, kita semua tahu, demamnya 3 hari enggak turun. Biasanya hari ke 3 – 5, pasien merasa lebih baik karena keringat dingin keluar. Padahal, kondisi itu masuk masa-masa syok (masa kritis),” Nadia menambahkan.
“Infeksi virus bergantung pada daya tahan tubuh. Itulah kenapa ada yang terinfeksi virus DBD santai aja dan DBD-nya demam biasa. Tapi ada juga yang kena infeksi DBD, lantas menjadi berat. Kembali pada daya tahan tubuh” sambungnya. Pada COVID-19, seseorang bisa tidak terjangkit COVID-19 karena kekebalan tubuh kuat.
Tidak ada obat
DBD dan COVID-19 sampai saat ini tidak ada obatnya. Vaksin COVID-19 sedang dibuat dan diteliti para ahli dunia. Negara di dunia, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Rusia ikut membuat vaksin corona.
“DBD itu enggak ada obatnya. Kita hanya menangani, bagaimana memperbaiki sistem sirkulasi darah karena keadaan syok. Ini terjadi akibat perdarahan, yang mana keluarnya darah pada sel pembuluh darah agar segera kembali normal,” Nadia menerangkan.
“Sama juga kalau COVID-19, bagaimana pneumonia yang dialami pada pasien COVID-19 bisa diatasi”. Selain demam, pasien yang mengarah pada gejala COVID-19 juga disertai kelelahan, nyeri punggung, otot, dan batuk kering.
(Reporter: Fitri Haryanti Harsono; RWP; Rizky Wahyu Permana; Liputan6.com dan Bahan dari : https://www.merdeka.com/sehat/kenali-perbedaan-gejala-demam-berdarah-dengue-dengan-infeksi-virus-corona.html)-FatchurR *