P2Tel

Tak Perlu Panik Karakteristik Covid-19 Seperti Ini

(lifestyle.sindonews.com)-JAKARTA; Dalam 4 bulan terakhir virus corona tipe baru jadi topik utama pemberitaan di banyak negara, juga Indonesia. Yang paling ingin dicari tahu adalah, apa “karakteristik” virus ini dan bagaimana dia bisa menginfeksi manusia.

Pakar virologi drh. Moh. Indro Cahyono memaparkan bahwa virus, termasuk COVID-19, tidak bisa bertahan hidup lama tanpa perantara media. Media bagi virus bertahan hidup ini bersifat gelap, basah, dan dingin. Jadi, ketika media yang terkena virus mengering, jenis mikroorganisme itu  mati.

“Jika ada yang terinfeksi mengeluarkan droplet berupa cairan lendir / ludah lalu kena di baju, kain, atau meja, dia tetap hidup selama droplet itu belum mengering. Ketika baju dicuci atau setidaknya mengering sendiri karena pengaruh lingkungan, misalnya karena panas atau disinfektan, maka virus akan mati. Juga yang ada di meja, kursi, lantai, karpet, dll. Jika mengering,  virusnya akan mati,” kata Indro.

 

Ditegaskan dokter hewan lulusan UGM itu, virus corona tak bisa hidup di udara. Dia hanya hidup pada droplet, lalu jatuh ke bawah. Semua virus sifatnya sama. Jika virus mengenai tangan Anda, saat droplet yang ditempeli si virus mengering, ia juga hancur. Untuk jaga-jaga, dianjurkan setelah jabat tangan / menyentuh benda yang terkontaminasi virus, Anda langsung cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer.

“Virus tidak bisa bertahan hidup di tempat kering, terang, dan panas. Jika dicurigai ada droplet di perabot rumah, maka cukup dibersihkan saja dengan desinfektan atau cairan pembersih,” saran Indro.

Virus, juga bisa dinetralkan oleh antibodi dalam tubuh kita. Antibodi ini bisa dinaikkan produksinya dengan banyak mengonsumsi vitamin E & C.

 

Orang dengan ketahanan tubuh normal lalu dinyatakan positif COVID-19, dapat melakukan treatment mandiri di rumah. Caranya beristirahat cukup, konsumsi vitamin E dan C, plus madu. Dengan asupan vitamin yang bagus, maka produksi antibodi dapat meningkat 2-3 kali lipat dari standar. Antibodi pada hari ke-7 akan diproduksi tubuh untuk menetralkan virus dan mencapai puncaknya pada hari ke-14.

Saat dinyatakan positif COVID-19, disarankan, “Tidak panik dan stres karena stres akan menekan sistem kekebalan kita. Rumah sakit sebaiknya khusus untuk kelompok risiko tinggi seperti lansia, pasien dengan komplikasi penyakit, dan punya gangguan pernapasan kronis. Dengan begitu RS tidak terlalu penuh.”

Stres dan panik, bisa memicu reaksi psikosomatis yang berakibat pada menurunnya produksi antibodi dari dalam tubuh. Maka, penting untuk menekan kepanikan itu.

Orang terinfeksi COVID-19 berpeluang sembuh dalam 14 hari jika pasien rajin mengonsumsi vitamin E dan C, juga cukup istirahat. Namun, jika pasien memiliki riwayat penyakit bawaan seperti paru, TB, hipertensi, asma, kanker, dan tumor, sebaiknya berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. Lantas, apakah orang yang pernah terinfeksi COVID-19 masih bisa terkena virus itu lagi?

Indro menjawab ya. “Manusia yang pernah terinfeksi dan sembuh masih bisa terkena infeksi ulangan. Tapi, sel memori tubuh akan mengeluarkan antibodi lebih cepat, bukan 7 hari seperti pada infeksi pertama, melainkan langsung keluar dalam waktu 1 hari atau 24 jam,” terangnya.

 

(tsa; Titi Sutinah  Apridawati;  Bahan dari : https://lifestyle.sindonews.com/read/1574743/155/tak-perlu-panik-karakteristik-covidy19-ternyata-seperti-ini-1585707924)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version