(news.detik.com)-JAKARTA; Sebanyak 28 orang di Tambora, Jakbar, berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP). Penyebabnya, mereka ikut salat Tarawih yang dipimpin imam musala yang sehari sebelumnya dinyatakan positif Corona.
“Iya (28 jemaah berstatus ODP),” ujar Camat Tambora Bambang Sutama ketika dihubungi detikcom, (13/5/2020). Imam itu berinisial O (82). Ia ketua RW serta tokoh masyarakat setempat. Tak jarang ia memimpin salat fardu dan salat Tarawih di Musala Baitul Muslimin, bergantian dengan imam lainnya.
“Imam aslinya ada juga, cuma bergantian sama Pak RW (O) ini, kadang salat Tarawih-nya (dipimpin) imam aslinya, terus (salat) witir-nya gantian, mungkin salat Isya-nya dia (O), terus Tarawih-nya ganti (imam),” kata Bambang.
Mulanya, anak dari O mengalami gejala demam. Setelah dilakukan tes swab, putra dari O ini dinyatakan positif Corona dan diisolasi di rumah sakit. Saat pihak RS mentes swab kedua, hasilnya negatif. Anak dari O ini diperbolehkan pulang Kamis (7/5). Sebagai antisipasi penyebaran virus, petugas puskesmas mentes swab kepada O dan istrinya.
“Pihak puskesmas akan mengambil tindakan (tes swab) dicoba orang tuanya kan usianya 80-an dan 70-an. Saat anaknya positif pasti kontak langsung, kemudian dilakukan swab dan akhirnya positif,” ucapnya.
O dan istrinya dinyatakan positif Corona pada Jumat (8/5). Keesokan harinya (9/5), petugas puskesmas dan kelurahan Jembatan Besi menjemput untuk mengevakuasi O dan istrinya ke RS. Namun, O menolak.
“Karena dirinya (merasa) sehat (tidak bergejala) dan dia bilang, ‘Saya ini gejala tifus,’ jadi dia itu nggak yakin yang disampaikan dokter” kata Bambang. Dia menuturkan O masih memimpin salat Tarawih Kamis (7/5) hingga Sabtu (9/5). Diketahui, jemaah di musala itu 28 orang. Bambang menyebut sejumlah jemaah tidak mengenakan masker saat salat.
“Saat dinyatakan positif itu, hari Jumat dan Sabtu aktivitas di musala, Kamis-nya juga sama dia salat Tarawih di situ, kadang imamin,” tutur Bambang. “Infonya ada yang pakai masker, ada yang tidak, ya tetap jaga jarak sih cuma kan nggak bisa menjamin karena kan musalanya kan kecil,” lanjutnya.
Pihak kecamatan turun tangan. Tim gugus tugas kecamatan menjemput O dan istrinya. Setelah dibujuk, O bersedia diisolasi di RSUD Tarakan pada Minggu (10/5). Pihak kecamatan juga mentes swab kepada 28 jemaah musala. Sebelum hasilnya keluar, kini para jemaah itu diisolasi di rumah masing-masing. “(Hasil tes swab keluar) hari Rabu atau Kamis” ungkapnya.
Bambang menuturkan pihaknya melarang sementara warganya beribadah di Musala Baitul Muslimin. Selain itu, salah satu musala yang berdekatan dengan Musala Baitul Muslimin ditutup. “Dua musala itu saya minta tolong sementara tidak dipakai untuk salat Tarawih sementara,” imbuh Bambang.
(isa/fjp;Isal Mawardi; Bahan dari : https://news.detik.com/berita/d-5012882/28-warga-tambora-jadi-odp-gegara-imam-musala-positif-covid-nekat-pimpin-tarawih)-FatchurR *