(beritasatu.com)-SIMALUNGUN; Desa Huta II, Nagori Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan, Simalungun, Sumut, masih diisolasi karena jadi klaster baru penyebaran Covid-19. Ada 24 warga di desa itu yang dinyatakan positif dan 46 orang reaktif hasil rapid test (tes cepat).
Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih mengatakan, masyarakat di Desa Huta II, Nagori Tanjung Hataran, tidak diperkenankan beraktivitas di luar rumah apalagi pergi meninggalkan desanya selama proses isolasi mandiri 14 hari, di desa tersebut. Warga luar juga tidak boleh masuk ke desa itu.
“Selama isolasi, semua kebutuhan pangan masyarakat desa ditangani Pemkab Simalungun melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Bekerjasama dengan TNI-Polri, kita membangun dapur umum di desa itu” ujar JR Saragih, Jumat (19/6/2020).
Saragih yang Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kab-Simalungun ini menambahkan, petugas langsung mengantarkan makanan untuk warga selama isolasi mandiri di rumahnya masing – masing. Petugas dilengkapi alat pelindung diri (APD).
“Ada 325 KK meliputi 844 jiwa di Huta II, Nagori Tanjung Hataran, Kec-Bandar Huluan, Kab-Simalungun. Penyebaran virus corona ini berawal dari suami – istri dari desa itu yang baru pulang dari Medan dan Pematang Siantar,” katanya.
Tingginya rasa kekerabatan dan semangat kekeluargaan di desa ini, jadi salah satu penyebab cepatnya penyebaran dan penularan Covid-19. Pasalnya, warga langsung beradaptasi dengan tetangganya yang tanpa disadari terpapar virus corona.
“Kami masih menelusuri riwayat kontak warga desa yang terpapar Covid-19 itu dengan warga di luar desanya. Mereka yang memiliki riwayat kontak ini diisolasi dan rapid test. Hal ini guna mengantisipasi penularan dalam jumlah lebih besar lagi,” sebutnya.
Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut, Whiko Irwan menyampaikan, jumlah positif Covid-19 di Sumut, sampai Kamis, ada 993 orang. Sebanyak 693 orang di antaranya menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit khusus penanganan Covid-19.
“Pasien positif yang wafat 67 orang dan sembuh 233 orang. Pasien dalam pengawasan 159 orang dan 885 orang dalam pemantauan (ODP). Peningkatan jumlah pasien positif Covid-19 ini terjadi karena perilaku masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan,” jelasnya.
Masyarakat tidak menyadari ancaman bahaya penularan virus corona ini. Padahal, protokol kesehatan itu kunci dalam mengantisipasi penularan Covid-19 di masyarakat. Jika protokol ini tetap diabaikan maka berpotensi menambah jumlah daftar korban pandemi.
(Arnold H Sianturi; JEM; BeritaSatu.com dan Bahan dari : https://www.beritasatu.com/nasional/646859/klaster-baru-covid19-satu-desa-di-simalungun-diisolasi)-FatchurR *
*** Keberhasilan dan kegagalan menghadapi Covid-19 tergantung dari arahan ahlinya dan pemahaman serta implementasi dari masyarakatnya-(FR)