(jabar.sindonews.com)-BANDUNG; BANDUNG – Pemprov Jabar berkomitmen membangun desa digital dalam upaya pemulihan sektor ekonomi yang turun akibat pandemi COVID-19.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengungkapkan, hasil kajian ekonomi, sektor yang tak bisa diinterupsi COVID-19 adalah pertanian, peternakan, perikanan, pangan, dan logistik.
“Jadi, kalau mau sukses dalam situasi apapun, kembali ke urusan perut dan pengirimannya. Maka, 2021 nanti, saya akan fokus kembali ke desa yang diperkuat dengan infrastruktur digital dalam pemulihan ekonomi,” papar Ridwan Kamil, (12/6/20).
Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengakui dilema bagi pemerintah mengatasi pandemi COVID-19. Sebab pandemi tidak saja membuat krisis kesehatan, juga ekonomi dan sosial. Bukan hanya di Indonesia, seluruh dunia, mulai dari kepala negara hingga kepala daerah mengalami dilema sama.
Menyadari dampak krisis kesehatan dan ekonomi itu, Emil menerapkan 5 prinsip penanganan COVID-19, yakni proaktif, transparan, kolaboratif, inovatif dan ilmiah. “Dalam prinsip ilmiah, kami menyerap masukan dari ahli ekonomi, sektor apa saja yang harus lebih dulu dibuka,” imbuhnya.
Berdasar pendapat ahli ekonomi, sektor perekonomian sebaiknya diukur dengan risiko kesehatan. Karena itu, dia membagi wilayah Jabar 5 zona kewaspadaan. Zona hitam dengan pembatasan aktivitas ekonomi 10%, zona merah 30% disertai penerapan PSBB penuh, zona kuning 60%, zona biru 90% dan 100% zona mayoritas berada di desa-desa.
“COVID-19 menyerang desa, tapi 100% oleh pemudik bukan orang desanya. Inilah kenapa 5 sektor tadi bisa berjalan walau ada interupsi,” katanya. Emil optimitis UMKM di 5 zona yang diperkuat infrastruktur digital akan membuat desa itu berkembang pesat dan bukan mustahil jadi penyumbang terbesar pemulihan ekonomi.
Kang Emil juga mengimbau lulusan baru perguruan tinggi tetap tinggal di desa dan mengembangkan UMKM melalui pemanfaatan potensi desa. “Saya imbau lulusan perguruan tinggi yang punya skill, lebih baik tinggal di desa dengan rezeki kota dan bisnis yang mendunia menggunakan digital,” katanya.
Ditambahkannya, sejak program Desa Digital mulai digulirkan akhir 2018, seluruh pelayanan publik di desa didigitalisasi, mulai dari pemasangan koneksi internet hingga membangun command center untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.
Prorgam Desa Digital juga terpilih sebagai Digital Equity and Accessibility dalam ajang IDC Smart City Asia / Pacific Awards 2020 dinilai mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas informasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet.
(muh; Agung Bakti Sarasa; Bahan dari : https://jabar.sindonews.com/read/67494/701/pulihkan-ekonomi-pemprov-jabar-fokus-bangun-desa-digital-2021-1591945584)-FatchurR *