P2Tel

Puncak Kedua Pandemi Covid-19 Lebih Bahaya

(health.kompas.com)- WHO mewanti-wanti daerah kasus infeksi Covid-19 menurun bisa menghadapi puncak ke-2 pandemi Covid-19 jika abai tindakan pencegahan. Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO, Dr. Mike Ryan menyampaikan, secara global dunia kini berada di tengah pandemi Covid-19 gelombang pertama.

 

Kendati temuan positif Covid-19 di sejumlah negara menurun, Ryan mencatat banyak negara yang kasus infeksi virus coronanya meningkat. Terutama di beberapa wilayah AS, Asia, dan Afrika.

 

Menurutnya, epidemi kerap datang beberapa gelombang. Artinya, wabah bisa kembali saat gelombang awal mereda. Ada kemungkinan, infeksi virus corona biang penyakit Covid-19 bisa naik lebih cepat bila kebijakan konkret pencegahan untuk menghentikan wabah di gelombang pertama terlalu cepat dicabut.

 

“Kita harus menyadari, Covid-19 bisa melonjak kapan saja. Kita perlu bersiap, kita mungkin mengalami puncak ke-2” kata Ryan dalam pengarahan daring WHO, dilansir SCMP (26/5/20). Berikut penjelasan mengenai apa itu puncak kedua pandemi virus corona.

 

Apa itu puncak kedua pandemi corona?

Melansir CNN (27/5/20), puncak kedua virus corona diproyeksikan dengan ciri-ciri temuan kasus positif Covid-19 masih tinggi, namun ada lonjakan tajam infeksi virus corona yang muncul tiba-tiba. Puncak ke-2 pandemi corona ditenggarai tidak rapi atau terpola laiknya gelombang pandemi.

 

Puncak kedua ini bisa muncul setelah tingkat infeksi  Covid-19 mulai stabil. Jika pandemi gelombang kedua, ahli memperkirakan infeksi virus corona di berbagai wilayah dunia terjadi pada waktu berbeda-beda. Lain halnya dengan puncak kedua. Temuan kasus infeksi corona terjadi pada waktu bersamaan.

 

Puncak baru ini dikhawatirkan membebani sistem perawatan kesehatan dan berpotensi menyebabkan lebih banyak kematian. “Saat lebih banyak RS dan petugas medis yang kewalahan menghadapi wabah ini, peluang kematian yang bisa diantisipasi jadi melonjak,” jelas Dr. Gabe Kelen, ahli infeksi emerging dari Johns Hopkins University. Kelen menyampaikan,

 

langkah konkret untuk mengantisipasi puncak kedua pandemi corona adalah meratakan kurva Covid-19 agar orang yang sakit bisa dikelola dengan baik.

 

Kenapa puncak kedua pandemi corona berbahaya?

Seperti dijelaskan di atas, puncak kedua pandemi dapat membuat kasus kematian yang sebenarnya bisa dicegah jadi melonjak. Lonjakan kematian tidak hanya berasal dari penyakit Covid-19 semata.

 

Penderita penyakit kanker dan diabetes yang tergatung medis juga ikut terancam karena perawatan kesehatan mereka ditunda. Jika RS kewalahan menangani pasien infeksi virus corona, fasilitas kesehatan jadi kekurangan akses bagi pasien darurat untuk penyakit darurat selain Covid-19.

 

Kapan puncak kedua pandemi corona terjadi?

Kepastian kapan puncak kedua pandemi corona terjadi tergantung seberapa cepat penanggulangan wabah. Di AS, puncak kedua kemungkinan terjadi selama musim gugur atau akhir musim dingin, bertepatan dengan musim flu.

Namun, ahli memperkirakan puncak kedua bisa lebih cepat bulan Juni jika banyak wilayah melonggarkan kebijakan menekan pandemi. Kebijakan yang berseberangan dengan antisipasi puncak kedua pandemi ini adalah pembukaan akses publik skala besar dan mengembalikan kondisi seperti dalam keadaan normal sebelum pandemi.

 

Pembukaan kembali pengetatan massal di kantor, sekolah, dll. diperkirakan bisa memengaruhi waktu dan tingkat keparahan puncak kedua pandemi corona. “Bisnis terutama tidak akan tutup total seperti seebelumnya. Sehingga, makin banyak orang keluar rumah, tingkat infeksi bisa melonjak lagi,” pesan Kelen.

 

Bagaimana meredam puncak kedua pandemi corona?

Dr. Kelen menjelaskan, infeksi virus corona bakal terus terjadi selama vaksin belum ditemukan. Namun, di sisi lain dia menyadari, bisnis sulit tutup massal lagi. Demikian juga tempat umum seperti sekolah dan tempat ibadah.

 

Untuk meredam puncak kedua pandemi corona, dia sarankan berbagai pihak memperketat upaya mitigasi pencegahan penularan virus corona. Di antaranya, sebisa mungkin tinggal di rumah kecuali mendesak, mengenakan masker saat di luar rumah, dan menjaga jarak setidaknya dua meter dengan orang lain.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Waspada, Puncak Kedua Pandemi Corona yang Lebih Bahaya”, Penulis / Editor : Mahardini Nur Afifah; Bahan dari :  https://health.kompas.com/read/2020/05/28/180600168/waspada-puncak-kedua-pandemi-corona-yang-lebih-bahaya)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version