(m.liputan6.com)-JENEWA; WHO menargetkan ratusan juta dosis vaksin Virus COVID-19 diproduksi awal 2021. Target awal vaksin itu orang paling rentan pada virus itu. Saat ini lebih dari 200 kandidat vaksin corona yang dikembangkan di dunia. 10 di antaranya memasuki tahap uji manusia.
“Jika kita beruntung, maka ada satu atau dua kandidat sukses sebelum akhir tahun” ujar kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan, seperti dilansir Channel News Asia, (19/6/20). Ada tiga kelompok yang mendapat prioritas vaksin Corona.
Pertama, pekerja di garis depan yang mendapat eksposur tinggi terhadap virus corona, contohnya petugas medis dan polisi.
Kedua, orang yang rentan seperti lansia dan Diabetasi.
Ketiga, yang berada di lokasi padat, seperti lokasi kumuh perkotaan hingga nursing home. Di beberapa negara, seperti Swedia, korban meninggal di nursing home sangat tinggi akibat Virus Corona.
Asumsi WHO akan ada dua miliar dosis, dan ratusan juta akhir 2021. “Kami bekerja pada asumsi kita mungkin memiliki beberapa ratus juta vaksin akhir-2020, sangat optimistis” ujar Swaminathan. “Kami harap di 2020 kita memiliki hingga dua miliar dari satu dua, atau tiga vaksin yang efektif agar didistribusi ke seluruh dunia,” demikian harapan WHO.
Singapura Ujicoba Vaksin Covid-19 ke Manusia pada Agustus 2020
Ilmuwan Singapura meneliti vaksin COVID-19 dari perusahaan AS, Arcturus Therapeutics. Mereka mulai uji coba vaksin ke manusia (Agustus 2020) setelah respons menjanjikan terlihat pada tikus.
Lebih dari 100 vaksin sedang dikembangkan secara global, termasuk beberapa sudah dalam uji coba manusia, seperti AstraZeneca dan Pfizer untuk mencoba dan mengendalikan penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 8 juta orang dan membunuh lebih dari 430.000 di seluruh dunia.
CNA melaporkan vaksin yang dievaluasi oleh Sekolah Kedokteran Duke-NUS Singapura bekerja pada teknologi Messenger RNA (mRNA) yang relatif belum teruji, yang menginstruksikan sel manusia untuk membuat protein Virus Corona spesifik sehingga menghasilkan respons kekebalan.
“Fakta bahwa itu mereplikasi dan memicu respon imun yang sangat seimbang, baik dalam hal antibodi dan sel-sel pembunuh. Itu adalah reaksi yang disambut baik,” kata Ooi Eng Eong, wakil direktur program penyakit.
“Antibodi menempel pada virus dan mencegahnya menginfeksi sel, sementara sel pembunuh dari sistem kekebalan tubuh mampu mengenali sel yang terinfeksi dan menghancurkannya,” tambah Eong.
Singapura memiliki salah satu penghitungan infeksi tertinggi di Asia, dengan lebih dari 40.000 kasus, sebagian besar disebabkan oleh wabah massal di asrama-asrama bagi para pekerja migrannya.
(Tomi Kurnia; Bahan dari : https://m.liputan6.com/global/read/4283144/who-bocorkan-3-kelompok-pertama-yang-mendapat-vaksin-corona-covid-19?utm_source=Digital+Marketing&utm_medium=Partnership&utm_campaign=Line)-FatchurR *
*** Keberhasilan dan kegagalan menghadapi Covid-19 tergantung dari arahan ahlinya dan pemahaman serta implementasi dari masyarakatnya- (FR)