(liputan6.com)-JAKARTA; Klaim tentang radiasi laser termometer tembak atau Thermo Gun berbahaya bagi tubuh beredar di medsos. Klaim ini lewat video bertajuk “VIRALKAN ! Radiasi Laser THERMO Gun berbahaya, Simak Penjelasannya” yang diunggah Channel YouTube Mayor Saleh Nasionalis Karaeng Sila.
Dalam video 2 menit 20 detik itu, ada pria yang mengklaim mengenai bahayanya penggunaan Thermo Gun bagi tubuh. Pria itu menyebut laser dari Thermo Gun bisa merusak otak. Ia juga memperingatkan agar berhati-hati.
“Jadi hati-hati, bagi saudaraku yang ke mal, ke rumah sakit dll, agar lebih hati-hati lagi. Rupaya kita yang pasang laser itu berbahaya. Arahkan ke tempat lain, misalnya tangan. Karena itu dapat merusak otak,” ucap pria berbaju hitam dalam video itu.
Di video itu ada wawancara Helmy Yahya dan ekonom Ichsanuddin Noorsy. Helmy berbicara mengenai penggunaan thermo gun saat pandem Covid-19 saat ini. Ichsanuddin Noorsy menanggapi pernyataan itu. “Kalau saya nolak. Kalau mau periksa (suhu) saya, periksa di telapak tangan. Karena termometer itu untuk memeriksa kabel panas, bukan untuk temperatur manusia,” timpal Ichsanuddin Noorsy.
“Kita tidak tahu dampak kerusakan pada struktur otak. Saya enggak mau,” sambung dia. Video yang disebarkan Channel YouTube Mayor Saleh Nasionalis Karaeng Sila ditonton 1.413 kali dan mendapat 43 komentar dari warganet.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim radiasi laser thermo gun berbahaya bagi tubuh. Penelusuran dengan menghubungi Spesialis Penyakit Dalam, dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH. Dokter Ari mengatakan, termometer inframerah yang digunakan mengecek suhu badan aman digunakan. Termometer ini, sudah lolos uji kesehatan.
“Produk itu sudah lolos uji kesehatan, jadi sudah diperhitungkan bahwa alat itu aman,” kata dr Ari kepada Liputan6.com, Senin (20/7/2020). Dokter Ari menambahkan, penggunaan termometer inframerah juga tidak berdampak pada sistem saraf dan retina manusia.
“Termometer inframerah tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X karena itu tak memengaruhi sistem saraf termasuk tidak merusak retina,” ucap Dekan FKUI itu. Liputan6.com menemukan artikel mengenai dua jenis termometer inframerah, ada yang untuk industri dan klinik. Adalah artikel berjudul “Jangan salah, ini perbedaan Termometer untuk industry atau klinik” yang dimuat situs kumparan.com (7/3/20).
Bukan hanya masker yang harganya melambung tinggi, tapi termometer juga meroket. Sejak Covid-19 mewabah di China, menyebar ke seluruh dunia, dan harga masker mengalami kenaikan signifikan.
Kini, termometer ikut diburu dan harganya mulai mengalami kenaikan. Di situs belanja online Shopee, misalnya, termometer infrared dibandrol Rp 150 ribu hingga Rp 400 ribu, tergantung termomernya.
Orang mulai memburu termometer infrared untuk mengukur suhu tubuh. Ini tak lain karena gejala COVID-19 itu demam, atau suhu tubuh di atas 38®C. Namun, tidak semua termometer di situs belanja online bisa untuk mengukur suhu tubuh. Karena ada termometer infrared untuk kebutuhan industri.
Perbedaan termometer industri dan klinik
Termometer infrared itu untuk mengukur suhu tanpa menyentuh objek atau benda yang diukur suhunya. Termometer jenis ini dibuat berteknologi energi infra merah yang mampu mendeteksi suhu secara optik selama objek diamati. Radiasi energi sinar inframerah yang dipancarkan objek akan diukur dan disajikan sebagai suhu.
Sederhananya, termometer terbagi 2, yakni termometer industri dan termometer klinik. Termometer industri untuk mengukur suhu benda atau alat manufaktur, seperti panas air, mesin, AC atau pendingin ruangan, kolam renang, trafo, dll. Tujuannya memonitor suhu material cair guna menjaga kualitas pada proses manufaktur.
Trmometer klinik untuk keperluan medis, misal mengukur suhu tubuh makhluk hidup atau pasien yang dirawat. Kendati prinsipnya sama mengukur suhu, ada beda signifikan, terutama range termometer dan tingkat keakuratannya.
“Prinsip kerjanya sama. Cuma termometer industri akurasinya rendah karena untuk mengukur jangkauan atau rentang suhu yang lebih besar,” ujar Prayudi Rizki, Brand Manager di DNR Corporation, perusahaan penyedia alat kesehatan, saat dihubungi kumparanSAINS, (7/3). Tingkat akurasi termometer industri 1,5®C. . Akurasi termometer klinik punya tingkat yang lebih tinggi, hingga 0,2®C.
Selain itu, range suhu termometer industri dan klinik juga beda. Jika termometer klinik bisa membaca suhu 32-42®C., termometer industri membaca suhu dari -50- 380®C. Hal ini membuat termometer industri kurang akurat, jika dipakai mengukur suhu tubuh saat Covid-19 merebak. Sebab, termometer klinik rangenya lebih kecil, hal ini bisa lebih menjamin keakuratannya.
“Termometer klinik itu jangkauan untuk mengukur suhu tubuh 32-42,5®C. karena suhu normal dewasa kan 36,1 – 37,2®C. Kalau pakai yang akurasinya rendah (termometer industri) nanti salah, orang sehat dikira demam,” ujarnya.
Bagaimana cara membedakan termometer klinik dan industri?
Menurut Prayudi, yang terpenting teliti membeli. Sebab, tiap kemasan termometer menyertakan keterangan. Konsumen bisa membacanya lebih dulu sebelum membeli produk termometer.
Termometer industri ange pengukuran suhunya lebih tinggi ketimbang termometer klinik. Dalam kemasan dicantumkan akurasi termometer. Juga jarak pengukuran yang bisa dijangkau termometer. “Konsumen harus teliti karena bisa dilihat dari kemasan, buku petunjuk penggunaan, dan data spesifikasinya atau jangkauan pengukuran,” ujar Prayudi.
Kesimpulan
Klaim radiasi laser thermo gun berbahaya bagi tubuh tidak benar. Spesialis Penyakit Dalam, dr Ari Fahrial Syah memastikan penggunaan termometer inframerah tidak berdampak pada sistem saraf dan retina manusia. Sehingga, termometer inframerah aman digunakan untuk mengecek suhu badan.
(Hanz Jimenez Salim; Bahan dari : https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4309519/cek-fakta-tidak-benar-radiasi-laser-thermo-gun-berbahaya-bagi-tubuh-manusia)-FatchurR *