(cnnindonesia.com)- JAKARTA, Transmisi Otomatis makin digemari di seluruh dunia, namun ada satu kendala yakni soal harga lebih mahal ketimbang manual. Berbagai produsen global telah menciptakan solusi untuk itu yakni mengubah transmisi manual hingga bisa dipakai mendekati cara kerja otomatis.
Transmisi manual yang diotomatiskan punya berbagai keunggulan yakni didesain tanpa pedal kopling, lebih murah sebab komponennya sedikit, dan juga lebih mudah perawatannya.
Setidaknya 3 jenis transmisi manual seperti itu yang dipakai di berbagai mobil-mobil modern, yakni Automated Manual Transmission (AMT), Auto Clutch Transmission (ACT), dan yang terbaru Intelligent Manual Transmission (iMT). Walau konsepnya sama, masing-masing berbeda, berikut penjelasannya.
AMT
Saat ini sudah banyak mobil-mobil produksi yang menggunakan transmisi jenis AMT seperti Suzuki Karimun Wagon R dan Ignis yang dijual di Indonesia.
AMT merupakan jenis transmisi yang menggunakan gearbox manual. Meski begitu perpindahan gigi dan pengaturan koplingnya dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan aktuator hidrolis dan perangkat lunak.
Selain membuat pengemudi tak perlu menginjak pedal kopling, proses perpindahan gigi juga tidak membutuhkan gerakan tangan ke tuas transmisi. Perpindahan gigi juga tak mesti dilakukan dengan mengendurkan pedal gas lebih dulu.
Masing-masing produsen menyebut AMT berbeda-beda, maka itu namanya bisa lain di setiap mobil. Misalnya Volkswagen menyebutnya DCT atau dual clutch transmission, sementara Suzuki dengan Auto Gear Shift (AGS).
IMT dan ACT
Transmisi ACT dan iMT dikatakan Product Planning Wuling Motors Danang Wiratmoko berjenis sama, namanya berbeda karena menyesuaikan merek dagang yang dibuat masing-masing produsen.
ACT di Indonesia dikenal sebagai transmisi semi-otomatis pada Wuling Confero. Sedangkan di China, Wuling tidak menggunakan nama tersebut, melainkan e-Clutch.
Sementara iMT yang dinamakan Hyundai untuk transmisi mobil baru Venue dikatakan memiliki sistem dan cara kerja serupa dengan ACT.
ACT dan iMT yang juga menggunakan gearbox manual disebut punya cara kerja seperti transmisi manual pada motor bebek atau cub. Aktuator dan perangkat lunak pada transmisi ini hanya mengontrol kopling, jadi perpindahan gigi tetap dilakukan oleh pengemudi pada tuas transmisi.
“Jadi iMT dan ACT sama saja sistemnya, hanya beda merek dagang,” kata Danang saat dihubungi, Rabu (8/7). Transmisi ACT dan iMT yang menyerahkan ke pengemudi soal pilihan gigi dianggap keuntungan. Pasalnya pengemudi bisa memilih sendiri gigi yang cocok untuk berbagai kondisi seperti hendak menyalip kendaraan lain, menuruni lereng, atau ketika menanjak.
Gejala ‘lemot’ yang kerap dirasakan pada AMT, karena perpindahan gigi dilakukan otomatis, tak terasa pada iMT. “Tapi baik ACT dan iMT tentu punya kelemahan, yaitu tetap merepotkan pengemudi karena harus mindah-mindahin tuas transmisi, walau tidak usah injak pedal kopling,” kata Danang.
(ryh; fea; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200708140556-384-522292/jenis-transmisi-manual-tanpa-pedal-kopling-mirip-motor-bebek#)-FatchurR *