(lifestyle.sindonews.com)-JAKARTA; Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau, Kapuas Hulu, Kalbar tak hanya jadi pos perbatasan saja, tapi menjelma jadi tempat wisata bagi warga Indonesia dan Malaysia. Tiap yang melintas pasti mengabadikan moment di perbatasan ini lebih dulu.
Saban hari kawasan PLBN Badau ramai didatangi sekadar nongkrong menikmati keindahan alam dan megah bangunannya. Banyak ang sengaja datang dari jauh bahkan Malaysia, sekadar berswafoto di sini.
“PLBN Badau berbatasan dengan Malaysia. Banyak obyek bisa diexplore di sekitar PLBN, seperti Danau Sentarum, Sungai Kapuas, terutama Pasar Wisata di area PLBN Badau,” kata Direktur Komersial MNC Travel, Joneka Kandou yang berkegiatan ‘Indonesian Explore’ di PLBN Badau.
Menurutnya, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) otoritas PLBN Badau dan PLBN lain sudah tepat menjadikan PLBN gerbang sekaligus sentra pengembangan ekonomi dan pariwisata di perbatasan.
Sebagai perusahaan travel media dan mitra BNPP, MNC Travel bekerja sama mewujudkan visi besar. MNC Travel terus berupaya mendukung Kemenparekraf dalam pengembangan potensi wisata di setiap daerah, terutama di perbatasan garda depan NKRI.
“Banyak potensi wisata bisa dikembangkan (sekitar lawasan PLBN Badau), mulai bangunan PLBN yang megah hingga wisata alam yang menunjang seperti Taman Nasional Danau Sentarum yang kaya aneka ragam hayati,” ujar Joneka.
Yang ingin ke PLBN Badau, ada 2 rute bisa dipilih yakni lewat udara dan darat. Jika lewat udara, naik pesawat terbang dari Bandara Supadio Pontianak ke Bandara Pang Suma Putussibau, Kapuas Hulu. Dari Putussibau, 3 jam perjalanan darat ke Nanga Badau, tempat kompleks PLBN Badau. Perjalanan darat dengan naik bus atau kendaraan pribadi juga bisa langsung dari Pontianak ke PLBN Badau.
Sepanjang perjalanan bisa melihat kehidupan asli masyarakat di pedalaman Kalimantan yang jauh dari kota, khususnya suku Dayak yang hidup di rumah betang (rumah khas Kalbar). Mereka berperahu dan cari ikan di sungai, melintasi jalanan aspal yang sepi, hingga menembus lebatnya hutan.
Kehidupan asli masyarakat pelosok dengan panorama alam, tak berlebihan jika ‘surga kecil’ tersembunyi itu menjadikan Kapuas Hulu dijuluki Heart of Borneo (Jantung Kalimantan). Inisatif pelestarian kawasan Jantung Kalimantan ini digagas tiga negara yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia
Menariknya, wisatawan dari Serawak, Malaysia yang melintas di PLBN Badau, hanya 1 jam perjalanan darat untuk tiba di pintu masuk dua destinasi wisata andalan Kapuas Hulu, yakni Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum, dan Ramsar Site Danau Sentarum.
“PLBN Badau penting bagi pengembangan di Kabupaten Kapuas Hulu, terutama di sektor ekonomi. Yang jadi andalan pengembangan ekonomi adalah sektor pariwisata alam, dan Kab-Kapuas Hulu memiliki potensi itu. Pengembangan wisata juga fungsi dari taman nasional (TN),” kata Arief Mahmud, Kepala Balai Besar (Kababes) Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS).
Kab-Kapuas Hulu beruntung karena memiliki 2 taman nasional, yaitu TN Betung Kerihun dan TN Danau Sentarum. Tidak ada kabupaten di Indonesia yang ada dua taman nasional selain Kabupaten Kapuas Hulu. Baik sendiri atau bersama, kedua taman nasional ini menarik untuk dikunjungi.
“Wisatawan domestik dan mancanegara jadi target yang dapat ditarik untuk mengunjungi kedua taman nasional ini. Apalagi sejak dioperasikannya PLBN Badau, semakin mempermudah wisatawan dari Serawak Malaysia mengunjungi dua taman nasional ini,” ujar Arief.
(tdy; Hendri Irawan; Bahan dari : https://lifestyle.sindonews.com/read/110530/156/badau-kapuas-hulu-yang-jadi-gerbang-wisata-jantung-borneo-1595473635)-FatchurR *