Fungsi masker adalah melindungi pemakainya agar tak terhirup virus penyakit dan agar tidak menularkan juga ke orang lain kalau dia sedang sakit.
Itu di segi kesehatan. Adapun dalam segi sosial moral dan keagamaan hakikat masker lebih mendalam lagi. Sebagai penutup hidung dan mulut. Masker mengajarkan agar manusia lebih banyak diam, tidak banyak omong, jangan selalu pengen mangap, mikir sebelum ngomong.
Menjaga lisannya dari kebanyakan bicara yg kerap tergelincir ke omongan sia-sia bahkan dosa jika sudah ada unsur ghibah, fitnah, mencela, dst. Dari masker mengajarkan kita agar bisa bijak dlm bertutur kata, berhati-hati dlm bicara agar jangan sampai menyakiti perasaan orang lain.
Coba renungkan. Masker dipake itu sebagai rambu diri. Ada pengganjal mulut, jadi kalo mau bicara ya mikir dulu. Nanti kalau setiap insan yg maskeran sudah memaknai hakikatnya maka ada slogan “Maskerku menyelamatkanku dan maskermu menyelamatkanku”. Hakikatnya lisanku tak akan menyakiti hatimu, lisanmu pun harus dijaga pula jangan sampai menyakiti perasaanku.
Bermula dari masker yg hakikatnya menjaga lisan maka merembet ke masker mata, tangan, kaki, telinga, perut dan kemaluan yg itu anggota tubuh yg kerap jadi sumber dosa. Puncaknya, bukan cuma anggota tubuh yg dipakaikan hakikat masker tapi yg paling utama adalah masker hati. Hati yg dimaskeri agar jangan mudah berburuk sangka, jangan lekas marah, jangan cepat memvonis orang masuk neraka.
Jadi fungsi masker yaitu menutupi hidung dan mulut agar tak terhirup benda asing, tak menularkan penyakit ke orang lain, alternatif pengganti cadar, biar keren mirip Ninja, biar ingat agar jangan banyak bicara, juga sebagai pengingat diri agar bisa mengendalikan nafsu makan. (Sumber : Status Facebook Rusdian Malik; dari Grup WA sebelah)-FatchurR *