(cnbcindonesia.com)-JAKARTA; Singapura kini menghadapi resesi dan pandemi virus corona (Covid-19), tetapi juga ancaman penyakit DBD atau demam berdarah dengue.
Meski sudah melakukan pencegahan tradisional seperti fogging, dan mendenda orang karena melanggar peraturan anti-nyamuk seperti meninggalkan pot tanaman yang penuh dengan genangan air, pemerintah Singapura berinovasi dengan membuat proyek Wolbachia.
Proyek yang dinamai sesuai nama bakteri yang berasal dari serangga ini bertujuan mengawinkan nyamuk jantan yang dipelihara di laboratorium dengan nyamuk betina di alam luas. Mereka dapat kawin meski tidak dapat bereproduksi. Diketahui proyek ini sudah melepaskan 150 nyamuk.
Di laboratorium pemerintah, ilmuwan membiakkan nyamuk pembawa bakteri dalam deretan palet, dengan memisahkan kepompong jantan dilepaskan di daerah yang terparah terkena demam berdarah.
Nyamuk Wolbachia tidak dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah, dan hanya nyamuk betina yang menggigit manusia. Ketika nyamuk Wolbachia jantan kawin dengan betina yang tidak membawa bakteri itu, tidak ada telur yang dihasilkan yang akan menetas.
Ng Lee Ching, pejabat kepala proyek Wolbachia, mengatakan nyamuk yang dibiakkan secara khusus di Singapura membawa bakteri yang mencegah telur menetas.
“(Mereka) bersaing dengan jenis liar,” yang mengarah pada “pengurangan populasi nyamuk secara bertahap,” katanya, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Beberapa daerah dengan populasi nyamuk yang tinggi di Singapura telah mengalami penurunan hingga 90% menggunakan teknik ini, tambah Ching.
Strategi tersebut berhasil di Australia tapi beberapa ahli mengatakan strategi itu mungkin terbatas di daerah perkotaan yang padat seperti Singapura.
Memiliki populasi 5,7 juta orang, Singapura mencatat lebih dari 26.000 kasus, dengan 20 orang meninggal akibat DBD tahun 2020. Angka ini melampaui rekor tahunan sebelumnya 22.000 pada 2013.
Sebagai perbandingan, hanya 27 orang yang meninggal dari 56.000 kasus infeksi karena wabah virus corona di Singapura.
Jenis baru penyakit ini muncul akibat adanya kombinasi musim pancaroba khas negara tropis, serta adanya aturan penguncian virus corona yang membuat lokasi konstruksi dan tempat berkembang biak nyamuk liar tidak terganggu. Hal ini dipandang sebagai faktor utama munculnya DBD.
Virus dengue, yang dalam kasus yang jarang terjadi bisa berakibat fatal, dibawa dan disebarkan oleh nyamuk yang terinfeksi kepada manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan demam ekstrim, yang menyebabkan pendarahan internal dan syok.
(sef; sef;Thea Fathanah Arbar; Bahan dari : https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20200828124626-33-182711/wow-singapura-tebar-nyamuk-mandul-atasi-wabah-dbd)-FatchurR *