P2Tel

Berbisnis Bukan Hanya Cari Untung(1/4)

(beritasatu.com)- Pebisnis sejati tak melulu berpikir untung-rugi. Ia berupaya agar bisnisnya bermanfaat bagi banyak orang. Karena itu, selain mampu mengelola perusahaan, pebisnis sejati berjawab moral, empati, dan nilai-nilai sosial lain.

 

Nilai itu yang berupaya diterapkan Junaidi Abdillah di perusahaan pengembang properti yang didirikan dan dinakhodainya, PT Arfis Daya Pratama. “Bekerja dan membangun rumah itu tak sekadar cari untung. Apa yang dibangun harus bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas,” kata Junaidi.

 

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) ini percaya membangun rumah murah bagi masyarakat tidak mampu atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) itu bagian dari amal ibadah.

 

“Itu yang kami sampaikan kepada teman-teman pengembang lain. Kalau saya membangun rumah murah, banyak doa yang dipanjatkan konsumen kepada saya,” tuturnya.

 

Kiprah Junaidi Abdillah di bisnis properti segmen bawah bukan tanpa alasan. “Masih banyak masyarakat kita yang kurang mampu dan belum memiliki rumah,” ujar pria lulusan Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalbar ini.

 

Dari data terakhir Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kempupera, backlog atau defisit kepemilikan hunian pada 2015 mencapai 11,45 juta unit.

 

Kegelisahan terhadap nasib masyarakat kebanyakan yang belum punya rumah itu pula yang mendorong Junaidi Abdillah fokus menggarap segmen rumah masyarakat bawah. Perjuangan Junaidi juga disalurkan lewat Apersi yang kerap menyuarakan jeritan rakyat bawah.

 

Junaidi bersumpah akan terus membangun rumah murah hingga rakyat kecil bisa menikmati tempat tinggal yang nyaman, layak huni, dengan harga terjangkau.

 

Empati dan tanggung jawab moral Junaidi Abdillah sebagai pengembang ternyata dilatarbelakangi oleh kehidupannya yang penuh liku. Junaidi melalui masa mudanya dengan kerja keras. Profesi sebagai pedagang pecel lele kaki lima hingga sopir dilakoninya selama belasan tahun.

 

“Dari kehidupan yang keras itu, saya menjadi lebih tahan banting, tak mudah menyerah, dan punya empati,” papar pria kelahiran Surabaya, 22 Juni 1972, tesebut.

Berikut penuturan lengkap Junaidi Abdillah.

 

(Imam Muzakir; Bahan dari : Investor Daily dan https://www.beritasatu.com/anselmus-bata/figur/614783/berbisnis-bukan-sekadar-mencari-untung)-FatchurR *  Bersambung……

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version