(m.liputan6.com)-JAKARTA; Beredar di aplikasi WA terkait penanganan pada pasien Stroke dari RS Pusat Otak Nasional (RS PON). Dalam pesan itu disebut ampuhnya obat trombolisis asalkan tidak terlambat diberikan.
Isi dalam pesan yang ramai dibagikan sejak 2 tahun lalu, juga disertakan link berita dari Detik.com berjudul “Jadi Rujukan Utama Stroke, Penanganan di RS PON Dimulai Sejak Pasien Menelepon”.
“Info buat semua anggota group, bila ada teman, kenalan atau keluarga stroke, segera dibawa ke RS. Ada obat cairan yang dimasukkan ke tubuh (infus) namanya Trombolisis. Fungsinya “menjebol” blokade di pembuluh darah yang tersumbat. Catatan penting: obat ini harus masuk ke tubuh pasien maksimal 4 jam setelah kejadian (diatas 4 jam metode ini tidak bisa digunakan lagi).
Salah satu RS yang bisa menangani ini RS Pusat Otak Nasional (RSPON) di Cawang (sebelah BNN – Badan Narkotika Nasional). Fasilitasnya lengkap dan menerima pasien BPJS. RSPON ini milik Pemerintah, bukan swasta.
Contoh kasus yang terjadi: pasien terkena stroke. Tangan kiri tak bisat digerakkan. Pasien tiba di RSPON dini hari pukul 5 subuh. Setelah ditrombolisis pukul 8 sudah dapat menggerakkan tangan kembali, setelah dirawat inap beberapa hari pasien boleh pulang dengan kondisi normal.
Ingat, cairan trombolisis bisa dipakai Hanya maksimal 4 jam setelah serangan stroke, keberhasilan trombolisis ini diatas 95%. Sangat bagus dibanding pasien harus menderita lumpuh berbulan-bulan dengan pemulihan lebih lama, dan lebih mahal.
Info ini didapat dari bagian stroke di RSPON. Silahkan info ini dishare biar banyak orang terselamatkan, jangan panik segera antar ke RSPON. JANGAN DIHAPUS INFO INI PENTING.”
Benarkah isi dalam pesan berantai ini terkait penanganan pasien Stroke dari RS PON?
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka website resmi RS PON yang beralamat di rspon.co.id. Dalam buletin yang terbit Agustus 2018, manajemen dan pihak RS PON membantah telah mengirim pesan berantai itu.
Mengenai kecepatan waktu penanganan stroke, RS PON member layanan terpadu hiperakut stroke melalui pemberian obat penghancur bekuan darah (trombolisis) dalam waktu kurang dari 4,5 jam (dalam penanganan kasus stroke, hal ini dikenal dengan istilah golden period).
Pada kasus stroke sumbatan diatas 4,5-6 jam, masih dapat dilakukan metode mekanikal trombektomi, yakni pakai alat khusus menarik atau melepaskan sumbatan/ bekuan dari pembuluh darah di otak.
Evaluasi tindakan trombektomi dapat dimulai dari awal pemberian trombolisis melalui pemeriksaan monitor pembuluh darah otak yaitu transcranial doppler atau viai pencitraan struktur otak melalui MRI otak dan angiography.
Hasil studi, tindakan ini bisa dilakukan pada periode sumbatan 6 – 12 jam, tapi prinsipnya makin cepat ditangani (di bawah 6 jam), maka hasilnya lebih baik. Melalui artikel dalam buletin ini, juga dijelaskan berita menyesatkan mengenai stroke dan RS PON sudah beredar sejak 2014.
Dari link berita yang disertakan di pesan berantai itu hanya memberitakan pembukaan RS PON, Berikut isinya seperti dilansir dari Detik.com yang tayang 14/7/2014: “Jakarta – Diklaim sebagai RS kelas dunia, RS PON yang diresmikan (14/7/2014) dilengkapi peralatan medis terkait otak dan saraf tercanggih di Indonesia dan pelayanan yang optimal.
dr Kemal Imran, SpS, MARS kepala bidang medik RS PON mengatakan yang membedakan RS PON dan RS lain, pelayanannya terintegrasi pada kasus penyakit otak, salah satunya stroke. Di RS PON penanganan dilakukan saat pasien menelepon RS. Menurut dr Kemal, dokter RS PON memantau apa yang harus dilakukan di rumah, ambulans, hingga pasien datang di ruang IGD yang telah disiapkan.
“Kita juga unggulan program rehabilitasinya, neuro restorasi namanya. Kita rawat pasien sampai kembali lagi ke masyarakat dengan mandiri. Tidak tergeletak lagi di tempat tidur, makan sampai diberi makan, mandi dimandikan, pokoknya sampai dia bisa urus diri sendiri,” ujar dr Kemal saat ditemui detikHealth usai acara peresmian.
Selain pelayanan terintegrasi, RS PON disiapkan dengan alat navigasi mutakhir seperti Computerized Tomography (CT) scan 250 lapis model terbaru didunia medis. Alat ini mampu memberi hasil pemindaian yang lebih presisi dibanding pendahulunya.
“Alat navigasi di RS lain ada, tapi itu alat lama semua. Kalau ini generasi terbaru, presisinya lebih pas. Di rumah sakit lain tidak tersedia alat penunjang, letak pendarahannya sebelah mana? Para dokternya terpaksa buka (kepala -red-) semua. Membuka luka operasi lebih banyak,” kata dr Kemal.
Penanganan di RS PON dilakukan dengan cepat karena alat penunjang lebih baik. Bagi pasien stroke kecepatan penanganan sangat berpengaruh bagi kemungkinan harapan hidup pasien. Jika ditangani dengan cepat bukan tidak mungkin pasien dapat lolos dari serangan stroke tanpa menderita cacat.
Tenaga medis g ada di RS PON memiliki pengalaman di bidang otak dan saraf. 7 konsultan ahli saraf, 4 orang dokter bedah saraf, 3 orang dokter anestasi saraf, dan belasan spesialis saraf disiagakan demi pelayanan yang maksimal.
Terletak di Cawang, Jakarta Timur, bangunan RS PON ada 11 lantai terdiri dari ruang rawat inap. Rinciannya 2 kamar president suite, 18 kamar VVIP, 36 kamar VIP, 36 tempat tidur kelas I, 22 tempat tidur kelas II, serta 275 tempat tidur kelas III sebagai ruang rawat inap bagi pasien peserta program JKN-BPJS.”
Kesimpulan
Isi pesan berantai terkait penanganan pasien stroke dari RS PON adalah tidak benar.
(Adtaksa Vidi; Bahan dari : https://m.liputan6.com/cek-fakta/read/4339096/cek-fakta-tidak-benar-pesan-berantai-terkait-penanganan-pasien-stroke-di-rs-pon?HouseAds&campaign=CekFakta_Home_MSTM1)-FatchurR *