(cnnindonesia.com)- Jakarta, Nama Gregori Garnadi Hambali biasa disapa Greg Hambali adalah nama yang melekat di kalangan penggemar tanaman hias khususnya Aglonema yang lebih dikenal masyarakat sebagai Aglonema (Sri Rejeki).
Pria kelahiran Sukabumi ini populer atas karyanya yang berhasil menyilangkan bejibun tumbuhan. Namun karya paling melekat berkat penyilangan Aglaonema. Greg bahkan bergelar Bapak aglaonema di Indonesia karena melahirkan aneka silangan aglaonema baru. Menurutnya pelafalan Aglonema yang tepat itu Aglaonema asal dari kata Aglao, yaitu daun mengkilap.
Karya terpopulernya Agalonema berjenis Harlequin yang dijual Rp660 juta dalam satu pot di pelelangan pada 2006. Selain Harlequin, Greg melahirkan Pride of Sumatera dan yang terbaru Lotus Delight dan Golden Hope. Kepada CNNIndonesia.com, Greg bercerita pertama ia tertarik profesi ‘penghulu’ tanaman saat ia duduk di bangku SMP. Setelah berhasil dia tertarik bergelut di bidang pemuliaan tanaman.
“Saat di SMP saya pertama kali mengawinkansilangkan pohon pepaya. Waktu itu, ada pohon pepaya yang tak kunjung berbuah karena pada pohon ternyata tidak ada jantannya. Jadi, saya tempelkan serbuk dari pohon pepaya lain di pohon pepaya betina tadi sehingga akhirnya mencullah buah. Kemudian saya tertarik menyilangkan tanaman lain,” kata Greg, Senin (5/10).
Jika dilihat ke belakang, Greg tertarik dunia botani sejak kecil. Dia tertarik sejak dia pandai memanjat pohon jeruk. Dari situ ia amati pohon jeruk secara holistik, dan dia pertanyakan mengapa bisa sampai ada benalu di pohon ini. Pertanyaan kritis bagi Greg saat kecil. “Saya penasaran kok ada benalu di pohon Jeruk. Saya juga pertanyakan bermacam hal lain di pohon jeruk itu,” kata Greg.
Singkat cerita, ia pilih jurusan Biologi Pertanian IPB pada 1973. Saat itu ia salah satu dari dua mahasiswa di jurusan itu. Baru saja ia melepas status pelajar SMA jadi mahasiswa, ia direkrut Dr. Mien A. Rifai, Kepala Herbarium Bogor bagian dari LIPI, yang saat itu bernama Lembaga Biologi Nasional.
Bermodal kemampuan botani tanpa gelar sarjana, ia bertugas membantu identifikasi tanaman dan mencari penamaan ilmiah tanaman di sekitarnya. Ia ambil pekerjaan itu karena paruh waktu, sehingga ia bisa tetap studi di IPB.
Pekerjaannya di LIPI jadi fondasi awal dia menekuni bidang persilangan. Sebab di LIPI, ia harus tahu latar belakang tiap tanaman yang hendak diteliti. Ujungnya pengetahuan ini membuat dirinya tahu kekerabatan antar tanaman. Pengetahuan penting di dunia persilangan tanaman.
“Di LIPI saya cek literatur dan nama ilmiah untuk identifikasi tanaman. Itu basis saya di persilangan. Dengan itu kita tahu kekerabatan tanaman yang ditangani” ujarnya. Saat di IPB sembari kerja di LIPI, Greg dapat tawaran beasiswa dari British Council untuk studi sebagai Master of Science (MSc) di bidang Conservation and Utilization of Plant Genetic Resources di Universitas Birmingham, Inggris.
(jnp/DAL; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201005202048-199-554684/greg-hambali-keluar-dari-lipi-jadi-bapak-aglonema-indonesia)-FatchurR * Bersambung…….