(m.merdeka.com)- Kisah persahabatan Haidar Anam dan Sandi Rihata menarik perhatian Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa. Mereka kuli bangunan di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad).
Beda nasib membuat keduanya berpisah. Haidar Anam ikut pendidikan calon prajurit TNI, dan Sandi tetap pada profesi awal. Anam atau Sandi, punya kesan tersendiri di hati Kasad TNI Jenderal Andika Perkasa. Keduanya dapat perhatian lebih dari jenderal untuk berbincang, mengetahui seluk-beluk kehidupannya, hingga dukungan. Apa kisah kedua sahabat yang inspiratif itu? Berikut ulasannya.
Jalin persahabatan sebagai kuli bangunan
Mabesad diketahui melakukan peremajaan di area lingkungan dalam. Sandi Rahita sosok penyandang disabilitas yang bekerja sebagai kuli bangunan dengan penuh semangat dan keyakinan.
Seiring waktu lantaran sering bertemu membuat keduanya selalu menghabiskan waktu bersama. Bahkan, Anam beberapa kali menyebut mimpinya jadi tentara kepada sahabatnya itu. “Ya saya sama Anam dekat kayak saudara. Ya main bareng, kumpul bareng, ngopi bareng, saling mengisi. Dia cerita pengen jadi tentara terus dia bingung sama keluarganya,” terang Sandi.
Tetap jalin persahabatan
Meski kini Anam menjalani pendidikan sebagai salah satu prajurit TNI, namun kedekatan keduanya tetap tak lekang oleh waktu. Persahabatan Anam dan Sandi tetap berjalan meski keduanya kini memiliki nasib yang berbeda.
Memulai dari berkerja jadi kuli bangunan membuat keduanya hingga kini kerap menghabiskan waktu bersama. Sandi menyebut, keduanya kini bak teman sejati yang tak bisa dipisahkan dengan garis apa pun. “Saya sama Anam itu ya kawan sejati benar-benar kayak teman sejati, enggak mau dipisahkan” sambungnya.
Aman dapat dukungan Jendral Andika
Bekerja sebagai kuli bangunan di sekitar Mabesad, membuat keinginan Anam jadi seorang prajurit kembali muncul. Seiring dengan jalan Tuhan, Anam pun dipertemukan dengan orang nomor satu di Angkatan Darat, Kasad Jendral Andika.
Saat sedang berolahraga di sekitar Mabesad, Jenderal Andika menemui Anam dan langsung menyuruhnya melakukan pendaftaran online untuk masuk ke TNI. “Pendaftaran sudah mulai belum? Coba cek pendaftaran online kalau enggak salah Tamtama, segera ya KTP mana?,” perintah Jenderal
“KTP Cirebon Pak, siap Pak,” jawab Anam
“Nanti setelah daftar lapor saya, pendaftaran onlinenya. Terus kapan mulai kumpul, kumpulin apa laporin saya oke? Harus siap ya,” kata Andika.
Setelah mengikuti beragam seleksi, Anam pun berhasil lolos menjadi siswa calon prajurit TNI AD.
Apresiasi Jendral Andika Kepada Sandi
Jenderal Andika juga memberi perhatian dan apresiasi ke sahabat Anam, Sandi. Tak hanya tersentuh lantaran perjuangan Sandi dan kisahnya sahabat, Jenderal Andika mengajak Sandi santap siang bersama. Di sela kegiatan OR bersepeda pagi, Jenderal Andika menyempatkan diri menemui Sandi.
“Tadi pagi makan apa?,” tanya Kasad Andika seperti dikutip dari channel YouTube TNI AD.
“Gorengan pak,” jawab Sandi.
“Masa gorengan. Nanti siang makannya sama saya ya,” ajak Andika begitu hangat.
Meski Sandi termasuk ‘anak berkebutuhan khusus’ dengan kondisi tak sempurna, namun Kasad Andika sopan menyambut. Ia berdiri dan segera mempersilakan duduk.
“Ini bakso spesial ini untuk mas Sandi ini. Ayo makan, ini ayam, ayo,” kata Andika sembari menyodorkan piring di hadapannya.
“Nanti ngambil pak,” tukas Sandi tertawa malu.
“Oh nanti mau ngambil, iya boleh,” ujar Andika.
“Saya kalau makan gini mas Sandi, kebanyakan ayamnya,” imbuhnya begitu akrab.
(Mutia Anggraini; Bahan dari : https://m.merdeka.com/trending/kisah-dua-sahabat-kuli-bangunan-di-markas-tni-ad-diperhatikan-jenderal-andika.html)-FatchurR *